Mantan Ketua DPR Marzuki Alie mengkritik langkah pemerintah menaikan harga BBM disaat menurunnya harga minyak mentah dunia. Apalagi, pemerintah Jokowi dinilai sibuk membagi-bagikan kartu sakti ketimbang menyelesaikan permasalahan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
“Kenapa lebih mementingkan blusukan tanpa konsep yang jelas daripada menyelesaikan masalah rakyat? Migas itu menyangkut hajat hidup orang banyak, seharusnya evaluasi dilakukan lebih cepat daripada sibuk bagi-bagi kartu, yang bisa dilakukan oleh para pembantunya atau para menterinya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (4/12).
Marzuki menilai Jokowi belum melakukan perubahan. Malahan, Jokowi seolah masih berada dalam kampanye Pilpres. “Sekarang belum ada perubahan apa-apa,dia nampaknya masih merasa belum jadi presiden karena kesibukannya tidak berbeda ketika saat berkampanye,” ujarnya.
Marzuki menyayangkan langkah pemerintah menempuh kebijakan menaikan harga BBM. Soalnya, kata Marzuki, pihak yang ikut menikmati kenaikan harga BBM adalah mafia migas. “Harusnya sistem tata niaga ini diuji dan diperbaiki, agar tidak ada ruang mafia migas untuk bermain,” pungkasnya.
“Kenapa lebih mementingkan blusukan tanpa konsep yang jelas daripada menyelesaikan masalah rakyat? Migas itu menyangkut hajat hidup orang banyak, seharusnya evaluasi dilakukan lebih cepat daripada sibuk bagi-bagi kartu, yang bisa dilakukan oleh para pembantunya atau para menterinya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (4/12).
Marzuki menilai Jokowi belum melakukan perubahan. Malahan, Jokowi seolah masih berada dalam kampanye Pilpres. “Sekarang belum ada perubahan apa-apa,dia nampaknya masih merasa belum jadi presiden karena kesibukannya tidak berbeda ketika saat berkampanye,” ujarnya.
Marzuki menyayangkan langkah pemerintah menempuh kebijakan menaikan harga BBM. Soalnya, kata Marzuki, pihak yang ikut menikmati kenaikan harga BBM adalah mafia migas. “Harusnya sistem tata niaga ini diuji dan diperbaiki, agar tidak ada ruang mafia migas untuk bermain,” pungkasnya.