Mengembangkan Lex Sportiva dari Sepak Bola
Resensi

Mengembangkan Lex Sportiva dari Sepak Bola

Kisruh dan silang pendapat kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI sebenarnya telah merembet ke sisi yuridis. Dua kubu berbeda pendapat mengenai kekuatan mengikat rekomendasi FIFA terhadap organisasi sepak bola nasional.

Mys
Bacaan 2 Menit

 

Untuk memperkuat basis akademik hukum olah raga, tulisan Y.B. Purwaning M. Yanuar pada bagian 7 (Sepak Bola di Mata Ahli Hukum) sayang untuk dilewatkan. Lewat tulisan ini, Purwaning coba menguraikan perdebatan kalangan hukum mengenai konsep international sports law dan global sports law. Mengutip pendapat ahli hukum olah raga Ken Foster, Purwaning menjelaskan bahwa istilah pertama mengandung arti lebih dapat diaplikasikan oleh pengadilan nasional. Sedangkan istilah kedua secara implisit mengklaim kekebalan terhadap hukum nasional. Bisa jadi, kasus PSSI vs AFC/FIFA bisa dilihat dari konsep ini.

 

Tetapi, dalam perdebatan akademis, telah muncul istilah lain yaitu lex sportiva. Pertemuan ke-12 International Congress on Sports Law yang diselenggarakan di Ljubljana, pada 23-25 November 2006 silam, menyimpulkan antara lain lex sportiva merupakan tatanan hukum yang diadopsi oleh badan-badan olah raga nasional dan internasional dan merupakan suatu isu penting bersifat fundamental bagi disiplin hukum olah raga.

 

Jadi, bagi Anda yang berprofesi di bidang hukum dan penggemar olah raga sekaligus, buku ini patut dibaca. Apalagi ada cerita tentang Lodewijk Gadja Tampubolon, orang Indonesia yang pernah bermain di PSV Eindhoven. Tahu siapa dia? Gadja Tampubolon tak lain adalah ayah dari advokat Juan Felix Tampubolon.

 

Tags: