Suara Swing Voters Menentukan dalam Pilpres
Berita

Suara Swing Voters Menentukan dalam Pilpres

Diperkirakan jumlahnya 40 persen dari jumlah pemilih.

ADY
Bacaan 2 Menit
Gedung KPU Jakarta. Foto: RES
Gedung KPU Jakarta. Foto: RES
Siapa yang menang dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 tentu dipengaruhi suara para pemilih. Namun tak semua warga yang punya hak pilih sudah menentukan pilihan. Mereka yang belum menentukan pilihan dan suaranya masih ‘bergerak’, swing voters, tetap menentukan dalam Pilpres mendatang.

Pandangan itu disampaikan pengamat politik Universitas Mercubuana, Heri Budianto. Heri memperkirakan ada sekitar 40 persen pemilih yang belum menentukan pilihannya hingga sekarang. Data itu diperolehnya dari hasil survei yang dilakukan beberapa lembaga di Indonesia setelah kedua kandidat ditetapkan sebagai capres-cawapres.

Jumlah swing voters yang begitu banyak, menurut Heri, harus bisa diraih para kandidat untuk mendongkrak perolehan suara mereka. Menurutnya swing voters akan menentukan pilihan mereka kepada salah satu calon setelah mempertimbangkan sejumlah hal diantaranya penjabaran visi dan misi serta program kerja.

Oleh karena itu debat capres akan menjadi peluang bagi setiap pasangan untuk menjelaskan secara rinci visi dan misi mereka guna menggaet swing voters. “Para pemilih yang belum menentukan pilihannya masih melihat program yang ditawarkan capres-cawapres,” kata Heri dalam diskusi di Jakarta, Kamis (12/6).

Pengamat politik Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, mengatakan dengan 40 persen swing voters maka 60 persen pilihan pemilih sudah terbagi pada masing-masing pasangan calon. Tapi, ia melihat pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) cenderung unggul ketimbang Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (Prabowo-Hatta). Namun keunggulan itu bisa berbalik jika Prabowo-Hatta mampu merebut 40 persen swing voters.

Kedua pasangan calon harus menerapkan strategi yang tepat guna meraih swing voters. Misalnya, tampil maksimal dalam agenda debat capres yang rencananya diselenggarakan empat kali lagi. Apalagi debat capres itu tidak hanya disorot oleh masyarakat golongan menengah atas, tapi juga tingkat bawah.

Dalam debat capres Emrus berpendapat yang paling penting adalah menyampaikan apa yang diharapkan masyarakat. Menurutnya hal itu bisa dilakukan jika pasangan calon bisa mendengar harapan masyarakat dengan baik. “Jadi sejauh mana para kandidat ini menangkap kemauan dari masyarakat dan mengimplementasikan,” ujarnya.

Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK, Tjahjo Kumolo, mengatakan timnya akan bekerja maksimal untuk mendulang suara. Untuk itu pada pekan kedua bulan ini, semua partai politik yang tergabung dalam koalisi akan menggerakkan struktur partai, termasuk para caleg.

Untuk menghadapi debat capres, Tjahjo mengatakan Jokowi-JK tidak punya persiapan khusus. Tapi yang penting materi yang disampaikan dalam debat menjelaskan visi dan misi serta bagaimana implementasinya. “Debat itukan janji capres-cawapres, itu harus dicatat karena utang politik,” pungkasnya.
Tags:

Berita Terkait