Tiap Hari, 1 Juta Cyber Attack Ditujukan ke Indonesia
Berita

Tiap Hari, 1 Juta Cyber Attack Ditujukan ke Indonesia

Merugikan konsumen hingga US$ 113 milliar per tahun.

KAR
Bacaan 2 Menit
Tiap Hari, 1 Juta Cyber Attack Ditujukan ke Indonesia
Hukumonline
Negara berkembang seperti Indonesia kini harus menghadapi kejahatan siber secara serius. Betapa tidak, cyber attack atau serangan siber sudah menghantui Indonesia dengan statistic yang mencengangkan. Indonesia Security Response Team mencatat, tak kurang dari satu juta serangan siber ditujukan ke Indonesia setiap harinya.

Bahkan, Kementerian Komunikasi dan Informasi pada Juni 2013,merilis data bahwa 36.6 juta serangan siber para hackers terhadap website kementerian dan lembaga negara selama tiga tahun terakhir. Selain itu, Norton Report 2013 mengungkapkan ada 12 orang menjadi korban kejahatan cyber setiap detik. Artinya, setiap tahun hampir 400 juta orang yang terserang.

Executive Director and Associate General Counsel of the Microsoft Digital Crimes Unit, David Finn mengatakan bahwa kejahatan siber telah menimbulkan kerugian yang sangat dahsyat. Ia mengungkapkan, setiap tahunnya lebih dari US$100 miliar harus ditanggung konsumen akibat serangan siber. "Kejahatan siber menimbulkan kerugian bagi konsumen sebesar US$ 113 miliar per tahun," kata Finn di Jakarta, Kamis (6/3).

"Jenis kejahatan siber tumbuh pesat di seantero penjuru dunia. Hal ini mendorong Microsoft untuk membuka pusat kejahatan siber baru yang didedikasikan untuk menyelesaikan permasalan itu," ujar David.

Lebih lanjut Finn menjelaskan bahwa Microsoft Cybercrime Center tidak bertindak sendiri di dalam memerangi kejahatan siber. Unit khusus itu bekerjasama dengan sejumlah otoritas penegak hukum, di tingkat regional maupun secara internasonal. Selain itu, Finn mengatakan unit ini juga didukung oleh para pakar industri dari berbagai bidang.

Finn menilai, kejahatan terorganisir telah menciptakan botnets dengan menggunakan spam, software bajakan dan rantai suplai yang tidak aman. Botnets tunggal dapat menyebabkan kejahatan siber untuk melakukan puluhan miliar tindakan ilegal pada satu hari saja. Tindakan kriminal tersebut termasuk mengirim spam, melakukan serangan distributed denial of service (DDoS) dan menginfeksi komputer lain dengan malware.

Finn memaparkan, kebanyakan serangan siber tersebut dalam bentuk malware dan phising. Biasanya, yang menjadi sasaran utama adalah sistem informasi dari institusi keuangan dan pemerintahan. Menurutnya, sumber utama masuknya malware adalah software bajakan. "Tidak ada keraguan bahwa penyebaran malware sebagian disebabkan oleh penggunaan software bajakan," katanya.

Menurut studi yang dilakukan Microsoft pada Februari 2013, lebih dari setengah dari jumlah komputer baru yang terjual dan di-instal menggunakan sofware bajakan terinfeksi oleh malware. Studi yang sama juga mengungkap bahwa 100 persen sampel DVD bajakan dari Indonesia terinfeksi malware. Diperkirakan, konsumen akan menghabiskan sekitar US$22 miliar dan 1,5 miliar jam untuk berurusan dengan masalah keamanan dari software bajakan untuk setahun itu saja.

Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Andreas Diantoro menegaskan, software memang bajakan tempat bersarangnya malware. Malware menempatkan pengguna pada risiko pencurian informasi rahasia, termasuk rekening bank. Software bajakan juga memiliki efek samping pada kinerja dan fungsi PC, baik penggunaan di rumah maupun kantoran.

“Penggunaan software bajakan dianggap bisa menghemat uang untuk jangka pendek, namun dalam jangka panjang, ini akan berisiko karena data penting dapat dicuri, termasuk rekening bank yang bisa diserang oleh para pelaku cyber crime. Data atau informasi penting rekening bank yang bisa dicuri bisa lebih menguras kantong pengguna, apabila sampai kejadian menjadi korban cyber crime,” tuturnya.
Tags:

Berita Terkait