Waspadai Uang Palsu Jelang Lebaran
Berita

Waspadai Uang Palsu Jelang Lebaran

Uang pecahan Rp100 ribu merupakan jenis yang paling banyak dipalsukan.

FAT
Bacaan 2 Menit
Waspadai Uang Palsu Jelang Lebaran
Hukumonline

Bank Indonesia (BI) mencatat, peredaran uang palsu tahun 2013 mengalami penurunan jika dibandingkan peredaran di tahun 2012. Menurut Deputi Gubernur BI Ronald Waas, pada tahun 2012 uang palsu yang beredar mencapai 8000 lembar per bulannya. Sedangkan tahun 2013, tiap bulan uang palsu yang beredar rata-rata sebanyak 4000 lembar.

"Peredaran uang palsu saat ini rata-rata per bulan 4000 lembar atau 4 lembar per 1 juta bilyet," ujar Ronald saat meninjau penukaran uang tunai di Jakarta, Senin (22/7).

Dari beberapa jenis pecahan uang, lanjut Ronald, ternyata pecahan Rp100 ribu menjadi jenis yang paling banyak dipalsukan. Sayangnya, ia belum bisa mengungkapkan jumlah pasti nilai peredaran uang palsu yang terjadi. Agar bisa meminimalisir maraknya peredaran uang palsu menjelang lebaran, BI akan memperketat pengawasannya.

Salah satunya, kata Ronald, BI telah bekerjasama dengan berbagai bank untuk menambah loket penukaran uang seperti ada di kawasan IRTI Monumen Nasional ini. Rencananya, penambahan loket-loket serupa akan terus dilakukan. "Kendalanya itu ya akses masyarakat, caranya ya dengan menambah loket-loket seperti ini," katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Pengedaran Uang BI Lambok A Siahaan mengatakan, antusiasme masyarakat terkait penukaran uang semakin hari semakin bertambah. Hal itu terlihat dari banyaknya uang recehan yang sudah ditukarkan dari tanggal 15 Juli sampai 19 Juli 2013, yakni mencapai Rp9,47 miliar.

Angka itu hanya untuk outlet penukaran uang yang ada di kawasan IRTI Monumen Nasional di Jakarta. "Kalau periode 15-19 Juli 2013 itu totalnya mencapai Rp9,47 miliar dengan total penukar sebanyak 4595 orang," ujar Lambok.

Penukaran uang di kawasan IRTI Monas ini akan berakhir pada 2 Agustus 2013. Pada tanggal itu, BI menargetkan nilai transaksi penukaran uang akan mencapai Rp58,4 miliar. Sedangkan untuk skala nasional, BI menargetkan transaksi penukaran uang akan mencapai Rp103,1 triliun.

Di kawasan Monas ini, lanjut Lambok, BI telah bekerjasama dengan 11 bank dalam menyediakan sejumlah uang tunai bagi masyarakat yang ingin melakukan penukaran uang. Kegiatan ini dilakukan dengan harapan masyarakat bisa menukarkan uangnya di 11 bank tersebut dan terhindari dari risiko yang tidak diinginkan.

Kesebelas bank tersebut adalah BRI, BTN, Bank DKI, Bank BJB, BCA, Permatabank, CIMB Niaga, BII Maybank, BNI, Mandiri, dan Bank Mega, serta BI. Selain di kawasan Monas,  terdapat 60 titik lainnya yang merupakan tempat resmi untuk menukarkan uang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

"Kita ada 60 titik selain di Monas. Ada di Tanah Abang, Mangga Dua, Jatinegara, Rawamangun, rest area tol Jagorawi, tol Cikampek, dan lain-lain. Kita harapkan memang menukar ditempat yang resmi agar tidak ada risiko yang tidak diinginkan terjadi," kata Lambok.

Secara nasional permintaan masyarakat terkait penukaran uang ini telah tumbuh sekitar 20 persen dari angka tahun lalu. BI memperkirakan, angka permintaan itu akan terus meningkat hingga menjelang hari raya lebaran nanti.

Tags: