Dosen Terfavorit dan Tiket Gratis
Jeda

Dosen Terfavorit dan Tiket Gratis

Ada yang memilih dosen terfavorit karena cantik atau ganteng.

Oleh:
RZK
Bacaan 2 Menit
Mohamed Idwan Ganie (tengah) dinobatkan sebagai Dosen Hukum Terfavorit versi hukumonline.com dan kaskus.co.id. Foto: Sgp
Mohamed Idwan Ganie (tengah) dinobatkan sebagai Dosen Hukum Terfavorit versi hukumonline.com dan kaskus.co.id. Foto: Sgp

Perasaan suka atau tidak suka adalah sesuatu yang manusiawi. Sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi dengan cita rasa, preferensi setiap orang pasti berbeda-beda. Demikian pula halnya jika kita berbicara tentang dosen terfavorit. Sejumlah mahasiswa mungkin suka dosen A, sedangkan sejumlah mahasiswa lainnya suka dosen B. Yang namanya pilihan tentunya tidak bisa disalahkan karena masing-masing pihak pasti memiliki alasan di balik pilihan itu.

Beberapa waktu lalu, www.hukumonline.com dan www.kaskus.co.id mengadakan pemilihan dosen hukum terfavorit. Mekanisme pemilihan ini menggunakan ‘fasilitas’ sub forum Melek Hukum yang digagas Hukumonline dan Kaskus. Selama kurang lebih sebulan berjalan, proses pemilihan berhasil menjaring 120 pemilih. Hasilnya, sebagaimana telah diumumkan, Mohamed Idwan Ganie atau akrab disapa Kiki Ganie  dinobatkan sebagai Dosen Hukum Terfavorit. Lalu, Heliana Komalasari ditetapkan sebagai pemilih yang beruntung.

Yang menarik dari ajang pemilihan ini adalah alasan-alasan yang dikemukakan para pemilih. Heliana, misalnya, secara khusus membuat thread atau topik berjudul “Great Lawyer Who Teach Me” dalam sub forum melek hukum untuk memaparkan alasan kenapa dirinya memilih Kiki Ganie sebagai dosen terfavorit. Di thread itu, Heliana menegaskan bahwa Kiki Ganie layak atau dia sebut approriate sebagai dosen terfavorit.

“Pertama liat award ini, 10 detik kemudian ane langsung tau siapa dosen hukum yang jadi favorit ane selama ane nginjek kaki di kampus kuliah hukum pulang pergi saban hari, bener bener cuman 10 detik karena beliau emang appropriate banget sebagai dosen favorit yang ane yakin, seluruh anak di kampus ane juga ngefavorit-in beliau gan,” tulis Heliana dengan gaya bahasa santai.

Ada banyak alasan yang dikemukakan Heliana. Pertama, Kiki Ganie yang mengajar mata kuliah Penelusuran Literatur dan Penulisan Hukum (PLPH) kerap menceritakan pengalaman dirinya ketika berpraktik sebagai pengacara. Menurut Heliana, cara mengajar seperti ini sangat menarik jika dibandingkan kebanyakan dosen yang hanya memaparkan teori-teori. Saking menariknya, kuliah Idwan selalu penuh, bahkan ada yang rela duduk di lantai alias lesehan. Mahasiswa betah berlama-lama di kelas karena saat mengajar Idwan juga menyajikan format presentasi menarik.

Lalu, yang bikin Heliana takjub adalah Kiki Ganie yang juga dikenal sebagai Partner di kantor hukum Lubis, Ganie, Surowidjojo, sangat dermawan. Kerap kali, dia menebar tiket konser atau bioskop gratis. Harga tiketnya juga tidak murah, setidaknya untuk kocek mahasiswa yang umumnya masih bergantung pada uang saku dari orang tua. Kedermawanan Kiki Ganie tidak hanya untuk mahasiswa, tetapi juga fakultas tempat dia mengajar. Kabarnya, Kiki Ganie mengajar secara pro bono. Terkadang, dia bahkan membawa peralatan sendiri untuk mengajar.

Apa yang dipaparkan di atas baru alasan yang dikemukan oleh satu pemilih untuk satu dosen terfavorit. Di luar itu, banyak alasan-alasan lain yang menarik. Coba simak, alasan Khaidir Alatas yang memilih Hasni, pengajar Pengantar Hukum Indonesia di Fakultas Hukum Universitas Trisakti. Menurut Khaidir, Hasni layak menjadi terfavorit karena dosennya itu adalah seorang Betawi yang cerdas, berdisiplin, dan berdedikasi.

Hasni yang konon hafal KUH Perdata, sangat disiplin terhadap mahasiswanya. Dia tak segan memberikan nilai 0 kepada mahasiswa yang kedapatan melakukan perbuatan curang seperti menyontek soal ujian. Hasni, menurut Khaidir, juga berdedikasi tinggi karena tetap mengajar meskipun di hari itu ayahnya meninggal dunia. Uniknya, dituturkan Khaidir, Hasni berpegangan pada Pasal 1338 KUH Perdata bahwa perjanjian berlaku laiknya undang-undang bagi yang membuatnya. Hasni merasa sudah berjanji kepada kampus untuk mengajar.

Alasan menarik sekaligus lucu dikemukan pemilih lain. Gatut P. Sembodo, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, memilih Untung Sri Hardjanto, pengajar Ilmu Negara dan HTN, sebagai dosen terfavorit. Menurut dia, Untung mengajar dengan gaya kocak tetapi tertap berkaitan dengan materi kuliah. “Ngajarnya kayak standup comedy,” tulis Gatut menggambarkan kelucuan dosen terfavorit pilihannya.

Berdasarkan pengamatan hukumonline, kebayakan alasan pemilih merujuk pada cara atau metode mengajar dosen yang bersangkutan. Bagi mahasiswa sepertinya, suasana kelas yang tidak membosankan begitu penting dan salah satu faktor penentu yang dapat menciptakan suasana itu adalah metode mengajar dari si dosen. Alasan umum lainnya adalah kepribadian si dosen. Semakin baik pribadi dosen di mata mahasiswa, berbanding lurus dengan popularitas.

Di luar alasan-alasan standar itu, ada juga alasan yang tidak biasa. Faktor wajah, misalnya. Tengok saja alasan Andre saat memilih Maria Ulfah, pengajar Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Parahyangan. Menurut Andre, Maria layak menjadi terfavorit karena muda, baik, tidak sombong, dan cantik.

Lalu, Amanda Tristi Paramitha ketika memilih Danrivanto Budhijanto, pengajar Cyberlaw Fakultas Hukum Universitas Padjajaran. Menurut dia, Danrivanto adalah seorang dosen yang asyik, melek teknologi, dan ganteng.

Pada akhirnya, apapun alasan yang dikemukakan para pemilih, dosen adalah profesi yang memang sangat layak diapresiasi. Seperti guru pada umumnya, merekalah pahlawan tanpa tanda jasa yang membuat kita melek pengetahuan. Dan, dalam konteks hukum, para dosen berjasa menjadikan mahasiswanya menjadi melek hukum.   

Tags: