Penembakan Polisi Bikin Aparat Lain Resah
Utama

Penembakan Polisi Bikin Aparat Lain Resah

Bisa menurunkan derajat kewibawaan negara.

AGUS SAHBANI/ROFIQ HIDAYAT
Bacaan 2 Menit
TKP penembakan Bripka Sukardi. Foto: SGP
TKP penembakan Bripka Sukardi. Foto: SGP

Ketua MK M. Akil Mochtar mengatakan sejumlah aksi penembakan terhadap aparat kepolisian yang terakhir dialami Bripka Sukardi persis di depan Gedung KPK, Selasa (10/9), merupakan bentuk teror dan perlawanan terhadap negara. Persoalan ini bisa turut menimbulkan keresahan aparat penegak hukum lain seperti hakim, jaksa, dan KPK dalam menjalankan kewenangannya.

“Sudah ada beberapa peristiwa itu. Kalau itu kita biarkan, lama-lama masif. Negara lemah terhadap teroris, pemberontak, atau apapun itulah. Anda bisa bayangkan, kalau semua itu dibiarkan, maka penegak hukum lainnya termasuk saya bisa mati konyol di tengah jalan,” kata Akil di Gedung MK, Jakarta, Rabu (11/9).

Ia mengatakan aparat polisi yang dibekali senjata saja dibunuh, apalagi aparat penegak hukum lainnya. Dalam hal ini, kata Akil, persoalannya bukan siapa yang mati terbunuh. Namun, cara perlawanan terhadap penegak hukum seperti ini lantas memperlihatkan dua hal.

Pertama, kasus penembakan seperti ini menurunkan derajat kewibawaan negara, terutama aparat penegak hukum.  Kedua, kalau ini terjadi secara meluas (masif), bisa membahayakan negara secara luas. “Negara bisa kalah melawan kejahatan apapun bentuknya, mau teroris atau kejahatan lainnya,” katanya.

Dia menilai simbol negara dalam menegakkan kedaulatan hukum adalah penegak hukum. “Kalau nggak kan nanti sama saja dengan di Kolombia dan Kuba, polisinya mati terkapar, hakimnya dibunuh. Maka, ini tidak boleh dibiarkan,” pintanya.

Terkait soal ini, Akil mengaku telah berbicara dengan Kapolri. “Pak, ini harus disikat habis, harus dilakukan perlawanan!” demikian Akil mengutip pembicaraannya dengan Kapolri. Perlawanan yang dimaksud Akil adalah menangkap para pelaku penembakan terhadap polisi. 

“Polri kan soal ngobok-ngobok jaringan terorisme itu kan canggih. Kalau misalnya menangkap teroris kan karena dia salah lalu mendapat perlakuan seperti itu, wajar. Ini polisikan nggak ada masalah, kan kasihan. Kalau pun dia mau mengadakan perlawanan, kan bisa pada saat penangkapan itu, hajar aja polisi yang itu, misalnya,” ujar Akil.

Tags: