Adrianus Meliala: Banyak yang Asal Kritik Da'i Bachtiar
Berita

Adrianus Meliala: Banyak yang Asal Kritik Da'i Bachtiar

Hujan kritik terhadap pencalonan Da'i Bachtiar sebagai Kapolri yang marak beberapa hari terakhir dinilai sebagai suatu hal yang tidak proporsional. Hampir seluruh kritik yang ditujukan terhadap Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Nasional ini dipandang tidak lebih sebagai kritik yang asal-asalan.

Oleh:
Amr/APr
Bacaan 2 Menit
Adrianus Meliala: Banyak yang Asal Kritik Da'i Bachtiar
Hukumonline

Police reform consultant Adrianus Meliala mengatakan, banyak pihak yang melontarkan kritik terhadap Da'i Bachtiar secara asal-asalan, tanpa mengerti masalahnya secara utuh.

Terkait dengan protes terhadap Da'i yang diteriakkan oleh dua aktivis korban penculikan pada 1998  Andi Arief dan Faisol Reza, Adrianus berpendapat bahwa kelemahan Da'i waktu itu haruslah dikorelasikan dengan jabatannya sebagai Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Polri.

Menurut kriminolog dari Universitas Indonesia ini, apa yang disampaikan Da'i kepada pers pada 26 dan 30 April 1998, adalah sesuatu yang memang harus ia lakukan sebagai Kadispen. Adrianus berpendapat bahwa yang disampaikan Da'i kepada masyarakat adalah atas perintah dari Komandan Korps Reserse Polri saat itu, yaitu Mayjen Nurfaizi dan seizin Kepala Pusat Penerangan ABRI Brigjen A.W. Mokodongan.

"Menurut saya aneh. Kok, Kadispen (Da'i-red) yang harus bertanggung jawab? Yang harus bertanggung jawab adalah Kakoserse dalam hal ini Nurfaizi dan Kapuspen abri (Mokodongan-red)," ungkap Adrianus kepada hukumonline.

Ada yang lebih bertanggung jawab

Menurut surat yang disampaikan Andi Arief kepada beberapa media massa pada 30 Oktober 2001 lalu, Da'i telah melakukan kebohongan publik dengan mengatakan bahwa para aktivis yang hilang saat itu tidak diculik, tapi ditahan pihak kepolisian. Dalam surat terbuka yang ditujukan kepada presiden itu, Andi Arief menyatakan bahwa pernyataan yang dikeluarkan Da'i adalah menyesatkan publik.

Menurut Adrianus, ada dua hal yang membuatnya kurang sependapat apabila Da'i dianggap bertanggung jawab atas pernyataannya tentang penculikan para aktivis pada 1998. Pertama, kekeliruan yang dilakukan Da'i adalah terkait dengan jabatannya sebagai Kadispen yang diharuskan menyampaikan apa yang diperintahkan oleh Kakoserse dan Kapuspen ABRI saat itu.

Kedua, ada pihak-pihak lain yang lebih bertanggung jawab ketimbang Da'i, yakni Kakoserse dan Kapuspen yang memang tidak seharusnya mengeluarkan pernyataan seperti itu. "Ada pihak-pihak lain yang lebih bertanggung jawab, yakni Kakoserse dan Kapuspen (ABRI-red) yang memang tidak seharusnya berkata seperti itu," tegas Adrianus.

Tags: