AMSI: AI Bukan Ancaman, Justru Potensi Bisnis Industri Media
Terbaru

AMSI: AI Bukan Ancaman, Justru Potensi Bisnis Industri Media

Tapi terdapat sejumlah persoalan penting kehadiran AI yang dampaknya juga ke industri media.

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit
Ketua Umum AMSI Wenseslaus Manggut dalam acara bertajuk ‘Artificial Intelligence for Business Transformation: Tantangan Etik, Inovasi, Produktivitas dan Daya Saing di Berbagai Sektor’, di Bandung, Selasa (22/8/2023). Foto: Istimewa
Ketua Umum AMSI Wenseslaus Manggut dalam acara bertajuk ‘Artificial Intelligence for Business Transformation: Tantangan Etik, Inovasi, Produktivitas dan Daya Saing di Berbagai Sektor’, di Bandung, Selasa (22/8/2023). Foto: Istimewa

Disrupsi teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi tren dalam membantu aktivitas manusia termasuk produksi konten berita. Terdapat polemik dengan kehadiran AI tersebut karena dianggap sebagai ancaman bagi industri media namun, di sisi lain, penggunaan AI memiliki dampak positif.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria menyampaikan disrupsi AI bukan ancaman bagi industri media. Nezar menilai keberadaan AI dapat membantu operasional industri media sepanjang dimanfaatkan dengan baik. Seperti pengenalan gambar, melakukan summary, membuat pers rilis, berikut rekomendasi apa saja yang harus dilakukan oleh Perusahaan untuk memenangkan perhatian pembaca.

“AI juga bisa dipakai beberapa media untuk mendistribusikan konten, menentukan headline dan bisa sangat membantu untuk kreativitas. Kata kunci hubungan industri AI dengan media bagaimana mengurangi bias,” ujarnya dalam acara Indonesia Digital Conference (IDC 2023) yang diselenggarakan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bertajuk Artificial Intelligence for Business Transformation: Tantangan Etik, Inovasi, Produktivitas dan Daya Saing di Berbagai Sektor’, di Bandung, Selasa (22/8/2023).

Meski demikian, terdapat sejumlah persoalan penting kehadiran AI yang dampaknya juga ke industri media. Misalnya, AI dapat berpotensi memberikan halusinasi, sehingga harus dilatih yang muncul biasnya. Hal ini penting mengingat saat meng-crawling data, bisa saja data tersebut tidak disiapkan dengan baik maka disinformasi bisa terjadi.

Baca juga:

Dalam aspek hukum, AI menjadi tantangan dalam perlindungan hak cipta. Hal ini berpotensi serius karena tata cara penelusuran atau crawling data oleh AI berpotensi melanggar hak cipta. Nezar menuturkan banyak data-data penulis, gambar, suara yang di-crawl oleh generative AI.

“Sehingga bisa ciptakan sesuatu hasil yang dia crawl. Di sini ada unsur-unsur yang dilanggar dari karya-karya yang diambil oleh AI,” kata Nezar.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait