Barrack Obama, (mantan) Advokat di Belakang Layar
Berita

Barrack Obama, (mantan) Advokat di Belakang Layar

Selama menjadi pengacara, Obama mengakui perannya lebih banyak di belakang layar.

ALI
Bacaan 2 Menit
Baraack Obama (mantan) Advokat di belakang layar, <br> Foto: Istimewa (google)
Baraack Obama (mantan) Advokat di belakang layar, <br> Foto: Istimewa (google)

Setelah sempat tertunda, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama akhirnya berkunjung ke Indonesia. Kunjungan kenegaraan Obama di Indonesia dijadwalkan berlangsung selama dua hari, Selasa-Rabu (9-10/11). Obama yang dikenal sebagai orator ulung ini akan “berbagi ilmu berpidato kepada masyarakat Indonesia. Obama direncanakan akan menyampaikan pidato di Universitas Indonesia, Depok, pada Rabu (10/11).  

Sebagian orang mungkin berpikiran bahwa kemampuan Obama berpidato ada korelasinya dengan latar belakang pekerjaan sebelumnya yakni sebagai advokat. Namun, siapa sangka bila dulu ketika menyandang profesi officium nobile itu, Obama tidak termasuk kategori advokat yang agresif

Berdasarkan laporan www.suntimes.com, Obama –dahulu- adalah tipe pengacara yang kalem di ruang sidang. Ia jarang bersikap berapi-api di pengadilan. Berdasarkan penelusuran terhadap kasus-kasus yang pernah ditanganinya, Obama dinilai pengacara yang bertipe kuat dan pendiam. Biasanya, ia dengan tenang memperkenalkan diri dan kliennya, lalu melangkah ke samping dan membiarkan advokat lain berbicara.  

Obama mengaku bahwa selama berprofesi sebagai advokat, ia memainkan perannya sebagian besar di belakang layar. Bekerja di sebuah firma hukum kecil, Miner, Barnhill & Galland, Obama muda justru lebih sering meneliti hukum atau undang-undang atau merancang strategi-strategi dalam menyelesaikan perkara.

Peran ini dimainkannya selama sebelas tahun sepanjang kariernya di lawfirm. Yakni, tiga tahun saat bekerja full-time sebagai advokat dan delapan tahun saat menjadi penasehat firma hukum tersebut. “Saat saya menjadi associate (lawyer,-red), kebanyakan pekerjaan saya adalah meneliti dan menulis,” ujar Obama pada 2007 lalu.

“Saya adalah satu dari sekian penulis yang baik. Saya lebih banyak menyelesaikan penulisan menggunakan otak, dan sedikit melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan persidangan,” tambah Obama.

Namun, kebiasaan ini sempat dikeluhkan oleh mantan bos Obama di lawfirm kecil tersebut. “Dia menulis banyak legal memorandum, tapi dia tidak mau mencoba beberapa kasus yang ada (untuk beracara di pengadilan,-red),” ujar salah seorang partner di firma hukum itu, Judson Miner.

Praktik beracara Obama terbatas di Pengadilan Federal di Chicago. Total kasus yang ditanganinya secara langsung (hadir di ruang pengadilan) sepanjang kariernya di dunia hukum hanya sepuluh kasus. Lima kasus ditangani di Pengadilan Negeri (PN) dan lima kasus ditangani di tingkat Pengadilan tingkat Banding. Namun, Miner mencatat ada 30 kasus yang mendapat sentuhan tangan dingin Obama. 

Meski dinilai malas beracara, karier Obama di dunia hukum dan politik memang patut diacungi jempol. Ia tercatat memenangkan hampir seluruh kasus-kasus yang ditangani. Selain itu, pria yang menghabiskan masa kecilnya di Menteng, Jakarta Pusat, ini juga dinilai sukses ketika menjadi Anggota Senat. Maklum saja, latar belakang pendidikan Obama memang berasal dari ilmu politik dan ilmu hukum. 

Obama menyelesaikan pendidikan sarjananya di Columbia University di Fakultas Ilmu Politik dengan jurusan hubungan internasional. Lulus dari sini, Obama masuk ke Harvard Law School. Ia menyelesaikan studinya dengan predikat magna cum laude.

Obama juga sempat menjabat sebagai Presiden Harvard Law Review, jurnal hukum resmi milik Harvard University. Ia menghabiskan waktunya sebagai editor di jurnal hukum ini. Setelah lulus, Obama bekerja sebagai pengacara publik di Chicago. Pada waktu bersamaan, Obama juga mengajar di Fakultas Hukum Universitas Chicago sebagai dosen senior di bidang Hukum Tata Negara.

Lepas dari dunia advokat dan hukum, Obama terjun ke dunia politik dengan bergabung ke Partai Demokrat. Ia terpilih sebagai Senat (Dewan Perwakilan Daerah) untuk South Side of Chicago di Negara Bagian Illinois pada periode 1996-2004. Pada 2004, dia terpilih menjadi anggota Senat Amerika Serikat. Kariernya melonjak hingga terpilih menjadi Presiden Kulit Hitam Pertama di AS untuk periode 2009-2013.

Bagaimana dengan para advokat di Indonesia? Anda tertarik mengikuti atau mencontoh jejak perjalanan karier Obama?

Sumber: www.suntimes.com dan www.infoplease.com

Tags: