Cara Sukses Merintis Karier Corporate Lawyer dari Walalangi & Partners
Inforial

Cara Sukses Merintis Karier Corporate Lawyer dari Walalangi & Partners

​​​​​​​CV, IPK, pengetahuan hukum, dan kelancaran berbahasa asing hanya berguna hingga tahap wawancara untuk diterima bekerja di law firm. Selanjutnya membutuhkan lebih dari itu.

Oleh:
Tim Inforial
Bacaan 2 Menit
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

“Apa bedanya tenggelam dan menyelam?”

 

Ya, Anda benar! Meskipun sama-sama sedang berada di dalam kolam renang atau laut, tenggelam terjadi tak sesuai rencana sedangkan menyelam pasti dengan persiapan bahkan lengkap dengan peralatan khusus. Nah, agar Anda tak “tenggelam” saat merintis karir lawyer, berikut hukumonline sajikan beberapa informasi penting untuk “menyelam” dalam karier corporate lawyer. Kali ini hukumonline akan mengutip tips dari Walalangi&Partners yang disajikan dalam acara Corporate Lawyer in Practice bulan lalu.

 

Berbekal IPK tinggi dan portofolio dalam CV, banyak calon lawyer yang baru saja lulus sarjana hukum begitu optimis akan diterima di law firm idamannya. Sayangnya optimisme ini sering tak diimbangi dengan pengetahuan dan kesiapan yang cukup untuk benar-benar serius merintis karier corporate lawyer. Iming-iming kebebasan finansial mungkin masih yang paling mendominasi pikiran para calon lawyer.

 

Putri Bening Larasati, salah satu associate Walalangi&Partners menjelaskan, bahwa perlu bagi para calon lawyer menata cara pandang tentang karir corporate lawyer yang akan mereka tekuni. Dengan demikian akan membuat mereka survive dan enjoy menghadapi berbagai tantangan dalam merintis karier.

 

Berdasarkan pengalamannya, gaji besar memang salah satu faktor pertimbangan bekerja di law firm dia bekerja saat ini, namun bukan satu-satunya. Apalagi mengenai besaran gaji ini sangat bergantung dengan kinerja dalam melayani klien. Masih ada hal-hal menyenangkan lainnya yang bisa dinikmati dalam merintis karier corporate lawyer.

 

Pertama, menjadi lawyer akan membawa Anda pada dunia praktik dari semua teori yang dipelajari selama kuliah. Dunia kerja adalah tempat belajar yang sesungguhnya dari pengalaman nyata. Keahlian dan keterampilan profesional diasah lewat berbagai pekerjaan setiap hari.

 

Berkarier sebagai corporate lawyer tidak hanya sekedar menjadikan sarjana hukum profesional di bidang hukum. Ditambahkan Siti Kemala Nuraida, associate Walalangi&Partners, faktor lain selain tunjangan gaji yang besar adalah kesempatan pengembangan diri serta menajamkan intelektualitas merupakan faktor penting dia bekerja pada law firm. Hal ini disebabkan lingkungan kerjanya mengharuskan berinteraksi dengan dunia bisnis, terutama bisnis multinasional. Ini membuat para lawyer terdorong untuk memahami pula seluk beluk dunia bisnis untuk bisa memberikan konsultasi hukum yang tepat kepada klien.

 

Mereka juga didorong untuk selalu mengembangkan soft skills. Sebagai penjual jasa, bukan hanya keahlian lawyer menangani urusan hukum yang bisa membuat klien datang kembali namun juga kenyamanan yang dirasakan klien saat berinteraksi bersamanya. Konsultasi hukum yang diberikan haruslah memberikan pengalaman yang menyenangkan. Sentuhan semacam itu memerlukan kepiawaian soft skills yang terus diasah.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait