Ayahku Maroeto Nitimihardjo Mengungkap Rahasia Gerakan Kemerdekaan
Penulis: Hadidjojo Penerbit: Kata Hasta Pustaka, Jakarta Edisi Pertama: 2009 Halaman: 512 +xxiv |
Melalui buku setebal 512 halaman ini kita dapat melihat perbedaan karakter sejumlah tokoh pejuang kemerdekaan. Misalnya bagaimana pertentangan pandangan Hatta dan Sjahrir, bagaimana kelompok ilegal pecah, dan latar belakang hilangnya Tan Malaka. Agar tidak kehilangan konteks, penulis menghubungkan tokoh-tokoh pejuang dalam buku ini dengan keturunan mereka yang masih hidup sekarang. Cara ini memudahkan pembaca yang lahir jauh setelah kemerdekaan bisa lebih memahami dan mengikuti alur tulisan.
Buku ini bukanlah ditujukan untuk menonjolkan ketokohan Maroeto, melainkan sekadar menuliskan perjuangan seorang pejuang dari suatu flatform tertentu dengan segala suka dukanya. Buku ini diharapkan bisa memperlihatkan upaya pemuda pelajar dengan semangat pantang menyerah pada masa-masa pergerakan kemerdekaan. Termasuk peran beberapa mahasiswa RHS di Jakarta kala itu.
Agar pemahaman kita lebih komprehensif, ada baiknya membaca buku-buku yang ditulis sejumlah tokoh yang disebut dalam buku ini. Ada beberapa tokoh perjuangan yang biografinya diterbitkan seperti Bung Karno, Hatta, Yamin, Iwa Kusuma Sumantri, Adam Malik, dan Sahardjo. Dengan membaca secara komparatif itulah kita bisa mengkritisi buku tentang Maroeto Nitimihardjo.
Setelah mengalami penurunan fungsi ginjal dan dirawat di RSCM, Maroeto wafat di Jakarta pada 17 Januari 1989 dalam usia 83 tahun. Ia dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Makamnya bersebelahan dengan makam tokoh nasional Sjafrudin Prawiranegara.