Dokter Forensik Wajib Bantu Polisi Ungkap Kasus Mutilasi
Berita

Dokter Forensik Wajib Bantu Polisi Ungkap Kasus Mutilasi

Bekasi adalah daerah paling banyak “menyumbang” kasus mutilasi. Tugas polisi banyak terbantu ahli forensik.

Mys
Bacaan 2 Menit

 

Status hukum

Jika pada korban pembunuhan ditemukan identitas, pekerjaan rumah polisi tidak terlalu susah. Dalam kasus mutilasi, kata dokter Mun’iem, pelaku selalu berusaha menghilangkan jejak agar polisi kesulitan mengungkap. Namun sepintar-pintarnya pelaku pembunuhan, tetap saja ada bukti yang bisa ditelusuri. “Tak ada kejahatan yang sempurna,” ujar Mun’iem.

 

Dalam konteks inilah, kata dokter Djaja, pentingnya proses identifikasi terhadap korban yang identitasnya tidak terungkap. Identifikasi antara lain bertujuan untuk memperjelas status perdata korban, termasuk hak dan kewajiban yang timbul kepada ahli warisnya. Status hukum seorang isteri atau suami juga bisa jelas kalau korban sudah teridentifikasi. “Kalau suaminya yang menjadi korban, maka status isteri menjadi janda”. “Identifikasi personal perlu dilakukan karena menyangkut dampak perdata dan sosial yang sangat luas,” sambung dokter Djaja.

 

Identifikasi juga berkaitan dengan status hukum tabungan, deposito, warisan, dan asuransi. Tujuan yang tak kalah penting adalah mengungkap kasus pidana. “Pada kasus mutilasi, pekerjaan polisi lebih mudah jika sudah ada proses identifikasi korban,” ujar dokter yang bergelar sarjana hukum itu.

 

Semakin mudah identifikasi semakin gampang pula mengungkap kejahatan yang dialami korban. Sebab, biasanya pelaku mutilasi adalah orang dekat korban. Tetapi sebelum mencari pelaku mutilasi, tugas pertama polisi adalah mengungkap jati diri korban. Salah satu proses identifikasi yang banyak membantu adalah penelitian DNA. Cara ini juga diandalkan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat. Bahkan sejak 1994, FBI sudah membuat panduan untuk mengungkap identitas korban. Ada 13 lokus DNA yang bisa ditelusuri ahli forensik dan polisi.

Tags: