Film Bung Karno Bukan dari Naskah Rachmawati
Berita

Film Bung Karno Bukan dari Naskah Rachmawati

Sedari awal pembuatan film, naskah yang digunakan adalah naskah cerita baru yang dibuat oleh Ben Sihombing.

HRS
Bacaan 2 Menit
Film Bung Karno Bukan dari Naskah Rachmawati
Hukumonline
Film “Bung Karno: Indonesia Merdeka” besutan sutradara Hanung Bramantyo tengah menuai polemik. Salah satu putri Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri menggugat Hanung dan Multivision Picture Plus di Pengadilan Niaga pada PN Jakarta Pusat.

Gugatan ini dilayangkan karena Rachma menilai ada ketidaksesuaian antara adegan di film dengan kenyataan. Salah satu adegan yang tidak sesuai adalah ketika seorang polisi militer menampar Soekarno hingga ia jatuh terduduk di lantai.

Selain itu, Rachma juga mempersoalkan dipilihnya aktor Ario Bayu sebagai pemeran Soekarno. Menurut dia, Ario tak memiliki jiwa nasionalisme sehingga tidak layak memerankan tokoh Soekarno. Mengklaim sebagai pencipta dan pemegang hak cipta naskah film Soekarno, Rachma menyatakan dirinya tak ingin film tersebut merusak karakter Soekarno.

Merespon dalil-dalil Rachma, kuasa hukum Multivision dan Hanung, Rivai Kusumanegara menegaskan bahwa Rachmawati bukanlah pencipta dan pemegang hak cipta dari film “Bung Karno: Indonesia Merdeka”. Menurut dia, pencipta film tersebut adalah sang penulis naskah Ben Sihombing dan Hanung Bramantyo sebagai sutradara.

Dikatakan Rivai, lahirnya sebuah film karena ada sebuah naskah yang diterjemahkan ke bahasa visual. Tugas mengalihkan bentuk dari bahasa tulisan ke bahasa visual berada di tangan seorang sutradara. “Dalam dunia perfilman, pembuat script adalah pencipta,” tuturnya.

Rachmawati, kata Rivai, memang pembuat naskah tentang Soekarno yang berjudul Mahaguru yang pernah dipentaskan di Taman Ismail Marzuki pada tahun 2011 dan 2012 silam. Rachmawati memang pencipta untuk naskah Mahaguru, tetapi bukan pencipta untuk film Bung Karno.

“Apakah hak cipta untuk buat riwayat Soekarno hanya milik Bu Rachma? Terus yang lain tidak boleh buat karya tentang Soekarno? Ya tidak,” tukas Rivai lagi.

Ditegaskan Rivai, film “Bung Karno: Indonesia Merdeka” tidak diambil dari naskah cerita yang dibuat Rachmawati. Sedari awal pembuatan film, naskah yang digunakan adalah naskah cerita baru yang dibuat oleh Ben Sihombing. Sementara, peran Rachmawati sebagai salah satu sumber referensi dari banyaknya sumber referensi lainnya.

“Kita kasih gambaran skripsi lah. Ada pembimbing yang kasih masukan. Terus, siapa yang menulis skripsi? Tetap mahasiswa,” ujarnya.

Untuk memperkuat dalil-dalilnya, Rivai mengaku memiliki bukti berupa perjanjian yang ditandatangani antara PT Tripar Multivision Plus yang diwakili Ram Punjabi dengan Yayasan Pendidikan Soekarno yang diwakili Rachmawati. Perjanjian itu dibuat pada 17 Oktober 2011. Pasal 2.8 perjanjian tersebut tertulis bahwa pemegang hak cipta dari film “Bung Karno: Indonesia Merdeka” adalah pihak pertama, yaitu PT Tripar Multivision Plus. 

Terkait sikap Rachma yang menolak aktor Ario Bayu memerankan tokoh Soekarno, Rivai mengatakan hak memilih aktor, aktris, penulis cerita, dan kru film berada di tangan Multivision. Rachma, kata dia, tidak memiliki kuasa untuk melarang Aryo sebagai tokoh utama.

Permintaan Hanung
Dihubungi hukumonline, Selasa (31/12), Juru Bicara Rachmawati, Teguh Santosa menegaskan pihaknya menyerahkan penyelesaian masalah ini sepenuhnya kepada pengadilan. Namun begitu, Teguh ingin meluruskan pemberitaan yang beredar seputar ketidaksetujuan Rachmawati terhadap sosok Ario Bayu karena Rachma lebih setuju tokoh Soekarno diperankan oleh aktor Anjasmara.

Yang sebenarnya terjadi, kata Teguh, awalnya justru Hanung yang meminta Rachma untuk mencarikan pemeran Soekarno. Kala itu, Hanung mengatakan agar pemeran Soekarno jangan seorang aktor karena khawatir akan mengurangi karakter asli Soekarno itu sendiri. Mendengar permintaan tersebut, Rachma berupaya memenuhinya, meskipun merasa bingung.

Selang dua bulan berikutnya, Hanung menghubungi Rachma mengajak bertemu. Pertemuan tersebut rupanya untuk menunjukkan pemeran Soekarno, yaitu Ario Bayu. Hanung juga meminta Rachma untuk mewawancarai Ario. Ternyata, baru diketahui jika Ario kurang mendalami sosok Soekarno.

Saat itu, Rachma mengaku kurang sreg dengan Ario. Hanung juga sepakat. Akhirnya, Hanung bertanya siapa yang cocok, dan Rachma menyebut nama Anjasmara. Nama suami artis Dian Nitami ini diusulkan karena Anjasmara-lah yang selama ini memerankan Soekarno dalam pagelaran Rachma.
Tags:

Berita Terkait