Halal Bi Halal ILUNI FHUI 2022 Dorong Alumni Ambil Alih Kepemimpinan Nasional
Utama

Halal Bi Halal ILUNI FHUI 2022 Dorong Alumni Ambil Alih Kepemimpinan Nasional

Mengambil contoh Amerika Serikat yang banyak dipimpin mantan advokat. Belum pernah ada Presiden Indonesia yang berlatar belakangan advokat. Anggota parlemen juga belum didominasi mantan praktisi hukum.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 4 Menit
Rapin Mudiardjo, Ketua ILUNI FHUI  2021-2024 menyampaikan sambutan dalam acara Halal Bi Halal ILUNI FHUI 2022. Foto: Amrie
Rapin Mudiardjo, Ketua ILUNI FHUI 2021-2024 menyampaikan sambutan dalam acara Halal Bi Halal ILUNI FHUI 2022. Foto: Amrie

Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), Edmon Makarim, mendorong alumni FHUI mengambil alih panggung kepemimpinan Indonesia. Ia menyebut konstitusi Indonesia dengan tegas menyatakan diri sebagai negara hukum. Oleh karena itu, ia meminta lulusan FHUI sebagai salah satu kampus tertua di Indonesia banyak berkontribusi memimpin Indonesia.

“Indonesia itu negara hukum, jadi tolong jangan bilang hukum hanya jadi panglima, tetapi jadi Raja karena dasar pijakan segalanya,” katanya dalam sambutan acara Halal Bi Halal Ikatan Alumni (ILUNI) FHUI, Sabtu (5/6).

Edmon membandingkan dengan masa perintisan hingga awal kemerdekaan yang banyak diwarnai tokoh bangsa alumni kampus hukum Universitas Indonesia. “Ada kelakar agak kurang enak buat saya. Katanya siapapun calon Presiden tahun 2024 nanti pasti dari UGM. Saya tertawa tapi juga sedih,” kata Edmon berseloroh disambut tawa hadirin.

Ia merujuk catatan sejarah bahwa dulu banyak tokoh pendiri bangsa bergelar sarjana hukum alumni FHUI sebagai kampus hukum tertua di Indonesia.

“Dulu pendiri bangsa Indonesia banyak Meester in de Rechten yang saya yakin lulusan Rechtshogeschool. Saat awal kemerdekaan dan saat reformasi juga masih banyak muncul tokoh bangsa alumni FHUI. Nah, kenapa di kelakar itu tidak muncul alumni FHUI ya?” katanya lagi.

Baca:

Edmon juga membandingkan dengan pengalaman negara maju seperti Amerika Serikat yang banyak dipimpin lulusan hukum. “Amerika memang dirintis George Washington, namun yang membuatnya stabil karena berikutnya lawyer jadi Presiden,” ujar Edmon disambut tepuk tangan hadirin yang banyak dari kalangan profesi hukum termasuk advokat. Penelusuran hukumonline mengkonfirmasi pernyataan Edmon.

Presiden Amerika Serikat yang berlatar belakang profesi advokat ditemukan sejak abad 18 mulai dari John Adams sebagai Presiden Amerika Serikat kedua. Selain itu ada pula Thomas Jefferson, James Madison, John Quincy Adams, Martin Van Buren, John Tyler, James K. Polk, Millard Fillmore, Franklin Pierce, James Buchanan, Abraham Lincoln, Rutherford B. Hayes, James Garfield, Chester A. Arthur, Grover Cleveland, Benjamin Harrison, William McKinley, William Howard Taft, Woodrow Wilson, Calvin Coolidge, Franklin D. Roosevelt, Lyndon B. Johnson, Richard M. Nixon, Gerald R. Ford, William J. Clinton hingga Barack Obama. Setidaknya, Presiden Amerika Serikat dengan latar profesi sebagai advokat sebelum menjadi presiden mencapai lebih dari dua puluh orang dari sekitar 40-an Presiden yang sudah menjabat hingga saat ini. Secara persentase, jumlah itu mencapai separuh lebih

Rapin Mudiardjo, Ketua ILUNI FHUI menyatakan kesiapan ILUNI FHUI yang kini dipimpinnya untuk mendukung dorongan Dekan FHUI. “Kami sangat mendukung penuh dorongan Dekan dan siap mendampingi para alumni tampil di kancah kepemimpinan nasional,” kata Rapin kepada hukumonline.

Ia mengatakan ILUNI FHUI sudah lama mendukung keaktifan alumni berperan dalam pemerintahan dan jabatan publik. “Dukungan itu sudah lama dilakukan sebelum saya menjabat, akan kami lanjutkan,” kata advokat yang terpilih memimpin ILUNI FHUI periode 2021-2024 ini.

Baca:

Acara Halal bi Halal ini dihadiri oleh Andre Rahadian, Ketua ILUNI UI yang juga lulusan FHUI. Beberapa mantan Ketua ILUNI FHUI tampak juga hadir antara lain Mas Achmad Santosa (Ketua ILUNI FHUI 2005-2008), Melly Darsa (Ketua ILUNI FHUI 2012-2016), dan Ashoya Ratam (Ketua ILUNI FHUI 2018-2021). 

Terlihat juga kehadiran Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, alumni muda FHUI yang sempat menarik perhatian media massa belum lama ini. Bhre yang sebelumnya berkarier sebagai corporate lawyer Ibu Kota tiba-tiba dinobatkan menjadi Mangkunegara X untuk meneruskan tahta ayahnya. Jabatan itu diakui sebagai penguasa Kadipatèn Mangkunegaran di Surakarta, Jawa Tengah.

“Kita tidak perlu silau dengan jabatan tertinggi. Peran alumni FHUI sangat besar di mana saja mereka berkarya,” kata Ashoya saat diminta tanggapannya secara terpisah. Ia punya sudut pandang lain dalam menanggapi pernyataan Edmon.

Ashoya melihat persoalan kurang terlihatnya alumni FHUI dalam percaturan kepemimpinan nasional lebih disebabkan sistem demokrasi di Indonesia, bukan karena kurang kompeten atau kurang aktif. 

“Konsekuensi dari sistem demokrasi di Indonesia membuat calon pemimpin bergantung pada kepartaian,” katanya menambahkan. Bagi Ashoya, poin penting soal kiprah alumni FHUI jangan terpaku pada keterlibatan memimpin di dalam negeri termasuk menjadi Presiden.

Ashoya mengingatkan kiprah strategis lain yaitu berperan di level internasional. “Sudahkah kita mempersiapkan lulusan kita untuk compete secara global? Sehingga kita bermainnya bahkan sudah tidak di papan catur nasional. Banyak lulusan FHUI yang berkarier bagus di luar negeri, perlu sekali kita membuka mata para junior untuk berani juga menjajal karier tidak terbatas di dalam negeri,” kata notaris yang juga menjadi dosen tidak tetap di FHUI ini.

Tanggapan lain disampaikan Ketua ILUNI UI, Andre Rahadian. “Pada dasarnya saya setuju pada dorongan Dekan. Secara tradisi alumni FHUI memang sangat kuat di sektor privat. Perlu kita imbangi juga kiprah di sektor publik,” kata advokat pemilik firma hukum Dentons HPRP ini kepada hukumonline

Di sisi lain, Andre sependapat dengan Ashoya soal penyebab kurang terlihatnya alumni FHUI dalam percaturan kepemimpinan nasional. “Sistem demokrasi kita masih sangat berpusat pada partai politik, jadi tidak bisa leluasa melibatkan diri berkiprah secara independen. Saya mengapresiasi alumni yang mau masuk ke partai politik meski harus sabar mulai dari peran administrator,” katanya.

Mangkunegara X, Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo juga mengaku setuju dengan dorongan agar alumni FHUI lebih berkiprah dalam kepemimpinan nasional. 

“Alumni hukum punya tugas menjunjung hukum di Indonesia dalam menata kehidupan bermasyarakat. Saat ini saya memulainya dengan peran sebagai penjaga kebudayaan di Mangkunegaran,” kata Mangkunegara X termuda dalam sejarah Mangkunegaran ini. Eksistensi Kadipatèn Mangkunegaran saat ini masih berfungsi sebagai penjaga tradisi budaya meski tanpa kekuasaan politik.

Hukumonline hadir di acara ini sekaligus untuk penyerahan resmi paket khusus akses gratis bagi alumni FHUI. Akses gratis ini adalah bentuk dukungan Hukumonline pada komunitas profesi hukum Indonesia melalui jaringan alumni. 

“Hukumonline dengan senang hati mendukung alumni hukum, tidak hanya dari FHUI tapi juga kampus hukum lainnya, untuk memimpin Indonesia sesuai koridor hukum. Salah satu buktinya antara lain dengan berbagi akses gratis pada konten premium Hukumonline kali ini,” kata Amrie Hakim, Chief of Content Officer Hukumonline.

Tags:

Berita Terkait