Ini Tips untuk Maba Persiapkan Diri Belajar di Fakultas Hukum
Berita

Ini Tips untuk Maba Persiapkan Diri Belajar di Fakultas Hukum

Mulai dari punya buku ’babon’, ubah cara belajar, hingga rajin mengikuti magang.

CR19
Bacaan 2 Menit

Bagi Ketua Manajer Pendidikan dan Kemahasiswaan Fakultas Hukum Universitas Indonesia Heru Susetyo, penting bagi maba agar menerapkan pola belajar yang mandiri dan independen. Maksudnya adalah dosen tidak lagi menuntun maba untuk belajar tetapi maba sendiri yang punya inisiatif dalam proses belajar itu. Selain itu, Heru juga mengkritik kebiasaan maba belakangan ini yang cenderung mengandalkan internet sebagai media dalam mencari informasi.

”Kalau belajar itu, jangan mengandalkan google atau wikipedia doang gitu. Banyak ilmu yang nggak ada di google gitu ya, datangi perpustakaan, ngobrol sama dosen-dosen, jangan selesai semua dengan pendekatan sosial media gitu ya,” katanya saat ditemui hukumonline pada akhir Agustus lalu.

3.    Aktif Beroganisasi atau Kelompok Kajian
Istilah mahasiswa ’kupu’ atau kuliah pulang sepertinya harus ditinggalkan oleh para maba. Agar bisa mengeksplore kemampuannya, maba bisa ikut organisasi. Setidaknya ada sejumlah hal positif yang didapat saat beroganisasi. Salah satunya misalnya, kemampuan me-manage atau manajemen.

Selain itu, manfaat lainnya dengan berorganisasi adalah maba bisa membangun jaringan yang luas dengan mahasiswa di fakultas lainnya. ”Kita tidak bisa mendapatkan sesuatu dari kuliah tok, organisasi, kelompok studi, itu menjadi hal yang penting. Karena kampus kedua itu adalah organisasi yang bisa mencerdaskan, membuat network, dan lainnya,” kata Yayan.

4.  Ikuti Workshop
Workshop atau pelatihan juga menjadi hal penting untuk diikuti oleh maba di FH. Selain mendapatkan pelatihan serta keahlian sesuai dengan keilmuannya, maba juga bisa memanfaatkan sertifikat atau tanda berhasil dalam mengikuti workshop sebagai bekal dalam mengahadapi dunia kerja.

Dikatakan Yayan, ada yang berbeda antara seminar dengan workshop. Menurutnya, dalam seminar mahasiswa hanya sekedar mendengarkan yang dijelaskan narasumber. Sedangkan pelatihan, lebih banyak ikut berpraktik, tidak hanya sekedar teori saja.

”Yang penting bagi mahasiswa adalah workshop. Terus juga mendapatkan sertifikat yang terstandarisasi sehingga ketika dia keluar dia bisa percara diri. Itu perlu, kita berhubungan dengan daya saing keluaran kampus,” sebut Yayan.

5.  Magang
Umumnya di sejumlah FH ada kewajiban mahasiswa untuk mengikuti magang. Bagi maba, hal itu perlu untuk dipikirkan sejak awal masuk kuliah. Selain mencari-cari tempat magang yang sesuai dengan passion, maba juga sudah harus belajar mengimplementasikan ilmunya meskipun masih sedikit dengan cara magang.

Menurut Heru, magang menjadi faktor penting bagi mahasiswa di FH karena bisa belajar langsung dengan sumber atau sarjana hukum yang sudah menjalani profesi di bidang hukum. Selain itu, lewat magang juga mahasiswa bisa banyak bertanya secara langsung dengan orang yang sudah berprofesi di bidang hukum.

”Memang kalau ilmu sekedar dengar itu tidak sempurna, jadi harus diikuti. Jadi banyak magang, banyak nanya dan banyak belajar langsung dari sumbernya karena sekarang jauh lebih gampang dengan bantuan teknologi,” pungkas Heru.

Tags:

Berita Terkait