Setelah melakukan serangkaian pengusutan, hasilnya polisi dengan senang hati menerima pengakuan bahwa Tommy hanya berkoordinasi dengan alm. Wiyono ketika berkali-kali menyambangi kediaman keluarganya di Cendana kala buron. Polisi menghentikan penyidikan dengan alasan tidak ada orang lain yang bisa dijadikan tersangka masalah "koordinasi" Tommy.
Kalau memang alm. Sudarno menerima uang Rp550 juta, alm. Dadi Suryadi menginstruksikan pembagian paket sembako senilai Rp40 miliar, alm. Ir. Soemarsono memang mewariskan Kristi dan keluarganya uang yang berlimpah ruah, serta alm. Wiyono memang benar berkoordinasi dengan Tommy sebenar-benarnya, biarlah pengadilan yang adil nanti memutuskan dan merehabilitasi nama orang-orang yang masih hidup.
Namun kalau ternyata orang-orang yang masih hidup lah yang berbohong dan menimpakan kesalahan pada orang yang sudah mati, sungguh suatu perbuatan yang biadab.
Andai saja orang-orang yang mati mendapat "mukjizat", bisa hidup kembali semata-mata hanya untuk meluruskan kebohongan orang hidup dan untuk menegakkan keadilan yang gagal ditegakkan oleh orang yang masih hidup.