Ketua KPK Abraham Samad didampingi dua pejabat di lembaga itu mendatangi BPK. Dua pejabat KPK itu adalah Deputi Penindakan Warih Sadono dan Direktur Penyelidikan KPK, Arry Widiyatmoko meminta hasil audit investigatif BPK terkait kasus Hambalang.
Selain minta hasil audit, KPK juga berdiskusi dengan Ketua BPK dan jajarannya mengenai hasil audit investigatif dan penanganan perkara kasus Hambalang. "Ini proaktif KPK ke sana. Sekalian minta hasil audit investigatif BPK," kata Johan di kantornya, Jumat (2/11).
Menurut Johan, hasil audit investigatif BPK akan ditelaah KPK. Penelaahan dilakukan untuk menelusuri lebih jauh kasus yang tengah disidik itu. Hasil penelaahan, bisa digunakan untuk dipakai dalam penyidikan kasus Hambalang atau pengembangan kasus tersebut.
Tak hanya meminta hasil investigasi BPK, lembaga antikorupsi melakukan sejumlah penggelendahan di sejumlah tempat.
Semisal di kantor PT Metaphora Solusi Global Jalan Ridwan Grogol Jakarta Barat, Rukan Permata Senayan blok H Jakarta Selatan. Juga di rumah di Jalan Wahyu Blok G Gandaria No 17 Jakarta Selatan, rumah di Jalan Kartika Pinang sektor 7 Pondok Pinang Jakarta Selatan, kantor PT Global Daya Manunggal di Kota Bambu Selatan No 3, Jakarta Barat.
Johan mengatakan, penggeledahan dilakukan untuk mencari jejak dan bukti-bukti yang diduga berkaitan dengan kasus Hambalang. Dari hasil penggeledahan di sejumlah tempat tersebut, lanjut Johan, didapat sejumlah dokumen. Serta beberapa transaksi keuangan yang berkaitan dengan rekanan proyek Hambalang.
Menurutnya, data transaksi keuangan yang kini disita KPK bisa dicocokkan dengan laporan transaksi mencurigakan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) beberapa waktu lalu. Pencocokkan ini dilakukan untuk mencari tahu apakah sejumlah dokumen yang didapat dari penggeledahan kemarin ada kaitannya dengan laporan PPATK.