Mahasiswa Hukum Diimbau Aware dengan Penanaman Modal
Berita

Mahasiswa Hukum Diimbau Aware dengan Penanaman Modal

Penanaman modal merupakan isu yang akan dihadapi semua negara, terutama negara-negara asia yang notabene adalah negara berkembang yang memiliki faktor produksi.

Oleh:
HAG
Bacaan 2 Menit
Kampus FHUI, Depok, Jawa Barat. Foto: RES.
Kampus FHUI, Depok, Jawa Barat. Foto: RES.
Mahasiswa hukum diimbau lebih aware dengan kontrak penanaman modal. Soalnya, Indonesia selalu kalah dalam sengketa pasar modal. Hal ini disampaikan Ketua Pelaksana acara ALSA International Law and Investment Symposium, Rafif Muhammad, Kamis (20/8), di Jakarta.

Menurut Rafif, Indonesia selalu berada dalam posisi yang lemah ketika mengalami pesoalan di arbitrase. Dia menduga tidak adanya ketelitian untuk memposisikan diri yang sama.

“Hal ini menimbulkan kesan bahwa Indonesia selalu setuju atas kontrak yang diajukan oleh asing, juga saat negosiasi selalu menjadi pihak yang kalah,” kata Rafif.

Ke depan, ia beharap awareness mahasiswa terhadap penanaman modal harus ditingkatkan. Soalnya, penanaman modal merupakan isu yang akan dihadapi semua negara, terutama negara-negara asia yang notabene adalah negara berkembang yang memiliki faktor produksi.

“Tidak ada batasan orang untuk berkomunikasi, bertransaksi dan akhirnya berujung pada kondisi tidak adanya batasan seseorang untuk menanamkan modal,” kata Rafif.

Acara ALSA International Law and Investment Symposium sendiri digelar selama tiga hari (20-22 Agustus 2015) di lingkungan FHUI dan Mahkamah Konstitusi. Hari pertama, simposium, hari kedua perlombaan, sedangkan hari ketiga semi final dan final. Negara yang hadir diantaranya India, Vietnam, Indonesia, Hong Kong, Filipina, dan Bangladesh. Final akan dilaksanakan di Mahkamah Konstitusi.

Kompetisi yang akan memperebutkan Piala Hermawan Juniarto tersebut akan mengulas mengenai persoalan penanaman modal yang kasusnya berkisar pada permasalahan kontrak antara perusahaan BUMN dengan BUMN asing.

“Sedangkan tujuan digelar kompetisi tersebut untuk meningkatkan kepekaan mahasiswa mengenai kontrak penanaman modal,” kata Rafif.

Kegiatan ini disambut baik oleh Prof. Topo sebagai pembuka acara. Hal tersebut dikarenakan ALSA merupakan organisasi yang bergengsi dan sering mengadakan acara- acara yang bermanfaat.

“Saya sangat mengapresiasi semua panitia, peserta, dan pembicara. ALSA merupakan salah satu organisasi yang terbaik di Fakultas Hukum. Simposium dan kompetisi ini diharapkan bisa dilanjutkan agar bisa meningkatkan kapasitas dan kemampuan,” tutur Prof. Topo.

Untuk diketahui, ALSA International Law and Investment Symposium sebelumnya digabungkan dengan dua acara rutin ALSA Forum dan ALSA conference.
Tags:

Berita Terkait