Mengenal Affan Gifarri, Lawyer Berpengalaman di Sektor Perlindungan Data Pribadi
Terbaru

Mengenal Affan Gifarri, Lawyer Berpengalaman di Sektor Perlindungan Data Pribadi

Sebelum mendirikan Trifida, Affan pernah berkarier di Assegaf Hamzah and Partner Law Firm. Dia telah berkarier pada dua firma hukum papan atas sebagai senior associate di tim Capital Markets dan M&A.

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit
Managing Partner Trifida at Law Affan Giffari. Foto: Istimewa
Managing Partner Trifida at Law Affan Giffari. Foto: Istimewa

Persoalan perlindungan data pribadi bergerak cepat dalam beberapa tahun terakhir. Dapat dikatakan, satu dekade lalu, belum terdapat regulasi yang komprehensif mengenai perlindungan data pribadi. Semakin tingginya kesadaran masyarakat seiring masifnya perkembangan teknologi informasi, regulasi yang utuh mulai hadir di Indonesia. Alhasil, Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi telah terbit pada September tahun lalu.

Kehadiran lawyer yang memiliki pemahaman perlindungan data pribadi juga semakin dibutuhkan saat ini. Tidak hanya menguasai ilmu hukum, seorang lawyer pada sektor ini juga harus memahami esensi perlindungan data pribadi. Selain itu, pemrosesan data pribadi yang saat ini dilakukan secara digital, menuntut lawyer untuk memahami cara kerja teknologi informasi.

Untuk mengetahui aspek-aspek yang dibutuhkan seorang lawyer pada sektor perlindungan data pribadi, Hukumonline mewawancara Managing Partner dari Trifida at Law, Affan Giffari pada Kamis (5/1/2023). Dia menceritakan awal mula merintis karier sebagai seorang lawyer yang berkompetensi pada hukum perlindungan data pribadi.

Hukumonline.com

Managing Partner Trifida at Law Affan Giffari (kiri) saat wawancara dengan reporter Hukumonline.  

“Kira-kira pada 2015, memang banyak klien yang based di luar negeri mulai concern soal perlindungan data pribadi di Indonesia. Saat itu, belum ada peraturan yang terkodifikasi dengan baik. Saat itu hanya mengandalkan UU Administrasi Kependudukan (UU No.23 Tahun 20016). Sehingga, dari situ saya mulai dalami isu ini,” ungkap Affan.

Baca Juga:

Melihat pentingnya memahami sektor tersebut, Affan memutuskan untuk mengambil jenjang magister hukum program studi law and technology di Tilburg University, Belanda. Dalam studi masternya tersebut, Affan mendapatkan pengajaran langsung dari ahli-ahli hukum perlindungan data pribadi Eropa yang terlibat langsung dalam penyusunan General Data Protection Regulation (GDPR). Aturan tersebut merupakan perlindungan data pribadi di dalam maupun di luar Uni Eropa.

“Banyak profesor yang jadi lecture memang mereka yang terlibat GDPR karena dari segi geografis punya kedekatan dengan Belgia, pusat EU, mereka banyak berpraktik di sana, jadi kalau ngajar datang ke Tilburg,” kata Affan.

Topik tesisnya, Affan membahas tentang perlindungan data pribadi pada layanan smart travel card, kartu pintar yang digunakan masyarakat pada wilayah yang mengusung kota pintar atau smart city. Perlu diketahui, konsep smart city menggunakan data termasuk data pribadi sebagai dasar utama dalam manajemen dan pengambilan kebijakan wilayah.

Pasca studi masternya tersebut, Affan mengimplementasikan ilmunya tersebut untuk memberi nasihat hukum kepada klien. Dia juga aktif dalam workshop perlindungan data pribadi. Dia juga mendirikan The Institute for Digital Law and Society (Tordillas).

Sebelum mendirikan Trifida, Affan pernah berkarier di Assegaf Hamzah and Partner Law Firm. Dia telah berkarier pada dua firma hukum papan atas sebagai senior associate di tim Capital Markets dan M&A. Dia telah mengerjakan serangkaian pasar modal dan transaksi M&A yang terkenal.

Di kancah pasar modal, Affan terlibat dalam berbagai transaksi mewakili emiten dan bank/penjamin emisi baik di equity and debt capital market. Pekerjaannya mencakup berbagai sektor, termasuk TI, lembaga keuangan, pertambangan, dan sektor transportasi. Selain pasar modal dan M&A, Affan juga memiliki pengalaman luas dalam memberi nasihat kepada perusahaan teknologi raksasa dari sektor telekomunikasi dan teknologi.

Dia juga aktif bekerja sama dengan lembaga pemerintah untuk mengembangkan kerangka regulasi terkait teknologi. Tuntutan pasar juga membuat Affan memiliki pengalaman luas di bidang asuransi. Berbagai perusahaan asuransi asing mengandalkan nasihatnya. Mengutip dari situs Trifida, selain gelar sarjana hukum Indonesia, Affan meraih gelar LL.M dari Universitas Tilburg, Belanda, dan lulus dari program Hukum dan Teknologi.

Penerima beasiswa lulusan bergengsi dari Nuffic Neso ini, juga merupakan salah satu pendiri The Institute for Digital Law and Society (Tordillas), sebuah lembaga penelitian yang khusus mengamati isu-isu yang berkaitan dengan perkembangan kebijakan hukum dalam masyarakat digital terutama berfokus pada e-commerce, fintech, keamanan siber, perlindungan data dan cryptocurrency, serta Ikatan Pengacara Otomotif Indonesia (IALA), sebuah asosiasi yang fokus pada masalah hukum di industri otomotif.

Tags:

Berita Terkait