Syukuran RAP FC Juarai Piala Dunia Advokat Berlangsung Meriah
Terbaru

Syukuran RAP FC Juarai Piala Dunia Advokat Berlangsung Meriah

Kini sepakbola advokat Indonesia tidak bisa lagi diremehkan

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 5 Menit

Advokat senior yang juga tokoh sepakbola di dunia advokat James Purba mengaku bangga atas pencapaian RAP FC Indonesia khususnya kepada Dr. Resha selaku pimpinan klub. Sebab ia sangat mengetahui banyak pengorbanan yang dilakukan Dr. Resha untuk mendukung RAP FC Indonesia termasuk materi yang jumlahnya miliaran rupiah. Dan pengorbanan itu terbayarkan ketika RAP FC Indonesia menjuarai turnamen ini. 

“Saya bangga kepada adinda Echa kita bangga dan bahagia karena berapa banyak biaya yang dikeluarkan tapi pengorbanan itu membawa kita juara dunia. Kita bisa menunjukkan ke dunia lawyer kita bisa juara dunia,” tuturnya. 

James menceritakan, sepakbola advokat di Indonesia awalnya digagas AAI Jakarta Utara pada 2006 oleh Ozhak Emanuel dan Marchel dalam bentuk futsal. Setelah itu barulah beberapa pertandingan lokal dilakukan dan mulai menapak juga untuk ikut dalam ajang internasional. Namun setelah 17 tahun barulah perwakilan Indonesia melalui RAP FC Indonesia pada 2023. 

Menurut James hal itu membuktikan jika untuk menjadi juara butuh proses panjang, pengorbanan dan juga konsistensi untuk terus berjuang tanpa kenal lelah. Setelah menjadi juara, bukan berarti tantangan sudah selesai, tentu RAP FC Indonesia harus mempertahankan gelar juara tersebut dan mempertahankan jauh lebih sulit daripada merebut gelar juara. 

Tidak Lagi Diremehkan

Rasa bangga juga terlihat dari Lungguk Marbun selaku pelatih RAP FC Indonesia., ia mengatakan prestasi ini merupakan impiannya semenjak mengikuti ajang internasional beberapa tahun lalu. Marbun berpendapat hasil ini jerih payah seluruh pihak dan pemain juga tampil sangat solid. 

Menurutnya keberhasilan ini menjadikan para advokat Indonesia tidak lagi dipandang remeh dan disepelekan di dunia internasional, apalagi selama ini terkesan ada diskriminasi para advokat Indonesia jika bermain di pentas dunia. 

“Karena kita dari Asia itu suka diperlakukan rasis, disepelekan dan dianggap remeh. Saya belajar baca karakter pemain-pemain dari beberapa negara, itu mungkin saya yang dianggap pelatih. Harapan saya kita lawyer Indonesia ini sudah naik, disegani bisa jadi acuan meningkatkan minimal kemampuan fisiknya dulu, ke depan mungkin lawyer Indonesia dari kita banyak torehkan prestasi di kancah internasional,” pungkasnya. 

Halaman Selanjutnya:
Tags: