Usia Muda Bukan Halangan Vulkania Pimpin Transaksi Fintech Skala Besar
Hukumonline's NeXGen Lawyers 2020

Usia Muda Bukan Halangan Vulkania Pimpin Transaksi Fintech Skala Besar

Selain membangun pengetahuan hukum dan kemampuan risetnya, pengalamannya semasa kuliah juga membiasakan dirinya dengan ekspektasi yang tinggi dan jam kerja yang panjang yang dihadapi di kantor hukum.

CT-CAT
Bacaan 2 Menit

 

Tertarik Bidang Jasa Finansial dan Fintech

Vulkania memiliki passion di bidang hukum perdagangan internasional, terutama jasa finansial dan fintech. Pun itu sebabnya, terlepas dari usianya yang masih muda, Vulkania telah dipercaya oleh UMBRA dan kliennya untuk memimpin berbagai transaksi di ranah pembiayaan dan fintech berskala besar. Vulkania sendiri merasa beruntung telah diberikan kesempatan untuk mewakili berbagai key players di industri fintech,baik di tingkat domestik maupun multinasional, antara lain dalam mewakili PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Telekomunikasi Seluler dalam investasi strategis dan pengembangan LinkAja, perusahaan pertama yang dimiliki sepenuhnya oleh BUMN yang mendukung teknologi keuangan, perusahaan e-money, dan e-wallet.

 

Berkat kontribusinya, UMBRA juga berhasil meraih berbagai penghargaan dan nominasi, di antaranya memenangkan titel ALB Project Finance Deal of the Year dalam pembiayaan proyek senilai US$1,85 miliar untuk Pengembangan Proyek Lapangan Gas Unitasi Jambaran – Tiung Biru.

 

Tentunya setiap proyek memiliki tantangannya masing-masing. Tantangan yang Vulkania hadapi mulai dari menyusun struktur produk keuangan baru yang inovatif sampai menjembatani kepentingan antara regulator, klien, dan konsumen. Vulkania ingat, saat ia harus memimpin negosiasi di hadapan klien dan counterpart klien. Pada saat itu, ia bahkan harus ‘melawan’ senior partner dari konsultan hukum asing counterpart kantor hukum internasional ternama. Namun, alih-alih melihatnya sebagai kesulitan, Vulkania ingin melihat tantangan sebagai bumbu yang membuat pekerjaannya menarik.

 

“Menurut saya, tantangan justru momen yang menunjukkan karakter seseorang. Kalau saya bisa mengoptimalkanperilakudan strategi, suatu hal yang tadinya merupakan masalah bisa menjadi kesempatan bagi saya untuk berkembang,” kata Vulkania.

 

Apa yang ia yakini juga berlaku di industri yang sedang ia geluti saat ini. Akses atas fasilitas keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu masalah terbesar Indonesia, dengan estimasi bahwa sekitar 51% dari orang dewasa di Indonesia unbanked. Dari tantangan ini, fintech muncul sebagai satu solusi yang memangkas halangan atasakses, baik halangan geografis maupun informasi mengenai produk finansial. Apalagi, di masa pandemi Covid-19. Industri keuangan yang kuat dan akses masyarakat menjadi semakin penting.

 

Menurut Vulkania, pengembangan di sektor fintech tidak hanya akan bermanfaat bagi klien yang diwakili, tetapi juga bagi masyarakat, dan praktisi hukum memiliki peran yang amat penting di dalamnya. “Hal ini baik dari aspek ‘mikro’, dengan memberikan nasihat hukum kepada pelaku usaha yang perilakunya memengaruhi konsumen dan perekonomian Indonesia, maupun dari aspek ‘makro’ dalam bentuk memiliki andil dalam pengaturan dan kebijakan publik oleh pemerintah maupun organisasi internasional,” ia menambahkan.

 

Vulkania juga percaya bahwa masa depan Indonesia, dan daya saingnya di tingkat global, bergantung pada kualitas anak mudanya. Sebagai bentuk kontribusinya dalam hal ini, disela-sela waktu kerjanya, Vulkania melatih mahasiswa-mahasiswa hukum yang hendak mengikuti moot court competition seperti dirinya dulu, dan ikut serta dalam berbagai kesempatan untuk memberikan bantuan hukum pro bono bagi start-up yang bergerak di tingkat grassroot.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait