Jika masyarakat tidak menguasai teknologi, cepat atau lambat, Indonesia akan tertinggal dan menjadi obyek dari perkembangan teknologi informasi. Paling tidak, jangan sampai Indonesia terbagi menjadi dua karena digital devide ini. "Perkembangan TI di Indonesia bak pisau berbilah dua," ujar Juwono Sudarsono, Commissioner of Strategic Intelligence.
Juwono menjelaskan bahwa di satu sisi, penggunaan teknologi ini menjanjikan banyak hal dan peningkatan kualitas kehidupan. Termasuk di dalamnya masalah transparansi, penyelenggaraan kesehatan, pemberdayaan LSM.
Di sisi lain, jika teknologi informasi tidak ditangani dengan tepat, akan semakin memperlebar digital devide. "Jangan sampai penggunaan teknologi informasi hanya menguntungkan sebagian kalangan, terutama orang-orang yang menguasai modal dan teknologi itu sendiri," kata Juwono.
Juwono membagi dua klasifikasi dampak yang mungkin terjadi. Di Indonesia, digital devide dapat bersifat vertikal dan horizontal. Vertikal, jarak yang tercipta dari pemanfaatan teknologi ini terjadi antara si miskin dengan si kaya. Horizontal terjadi antara wilayah barat dengan wilayah timur. Wilayah barat lebih banyak orang yang dapat mengakses kemajuan teknologi, sedangkan wilayah timur masih sedikit orang yang mampu mengaksesnya.
Juwono melihat bahwa hal ini akan sangat berbahaya jika kesenjangan yang terjadi semakin lebar. Yang harus dilakukan dalam mengantisipasi digital devide ini, menurutnya, mengupayakan pembangunan dan pengembangan teknologi informasi merata ke seluruh masyarakat. Jangan sampai isu ini naik ke permukaan dan akan menyebabkan bangsa kita terpecah menjadi dua," tegas Juwono.
Harus dibuat pertemuan
Sampai dengan hari ini, Indonesia tidak mempunyai panduan yang jelas untuk mensosialisasikan teknologi informasi tersebut. Panduan yang sebenarnya sangat berperan dalam mengantisipasi digital devide ini. Karena itu, harus dibuat pertemuan antara pemerintah dengan lembaga terkait, seperti Menko Ekuin, Menteri Perdagangan dan Perindustrian, Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi, Bappenas, dan perguruan tinggi.
Bagaimana memadukan hubungan satu sama lain yang hingga kini belum terkordinasi dengan baik. Juwono menyarankan, dibuat pemetaan secara terperici dan jelas. Tujuannya, agar terlihat sejauh mana masyarakat memahami teknologi informasi ini. "Kalau perlu sampai ke pelosok-pelosok daerah, dari Sabang sampai Merauke," ujar Juwono.