Masih Ada Jalan untuk Adili Bush
Fokus

Masih Ada Jalan untuk Adili Bush

Di tengah berkecamuknya perang di Irak, para demonstran menginginkan Presiden Amerika Serikat (AS) George W. Bush diadili sebagai penjahat perang. Secara teori, masih mungkin untuk mengajukan Bush dan sekutunya sebagai penjahat perang ke pengadian. Namun, pada prakteknya akan sangat sulit. Apa kendalanya?

MTA/APr
Bacaan 2 Menit
Masih Ada Jalan untuk Adili Bush
Hukumonline

Masyarakat di berbagai penjuru dunia kini tengah dipertontonkan invasi Koalisi--yang dimotori AS dan didukung sekutunya, Inggris dan Australia--ke Irak. Lewat siaran langsung dari TV CNN dan Aljazeera, masyarakat di tanah air bisa melihat pertarungan yang tidak imbang antara Koalisi dengan Irak.

Tidak imbang karena Irak, yang mulai kooperatif dengan PBB, telah dilucuti senjatanya. Antara lain, Irak telah menghancurkan sebagian besar rudal Alshamud, yang memiliki daya jelajah hingga ke Israel. Sebaliknya, Koalisi dengan leluasa membombardir kota-kota besar Irak--Baghdad, Basra, Nasiriyah--dengan rudal andalan Tomahawk.

Akibat serangan membabi-buta itu, kota Baghdad dan kota-kota lainnya porak poranda. Tentara Irak--dengan mengandalkan kekuatan Garda Republik--melawan dengan taktik perang gerilya. Serangan Koalisi tidak saja menewaskan tentara Irak, tapi juga mengorbankan masyarakat sipil. Bahkan diperkirakan, korban sipil terus berjatuhan ketika Koalisi menyerbu Baghdad dalam perang terbuka yang tidak terkendali.

Menteri Kesehatan Irak Omid Midhat Mubarak, mengemukakan, hingga Kamis (27/03) lebih dari 4.000 orang telah menjadi korban sejak serangan sekutu digelar, sebanyak 350 di antaranya tewas. Banyak korban sipil yang tidak berdosa ikut menjadi korban, termasuk wanita dan anak-anak. Bahkan dalam serangan Jumat malam (28/03), rudal Koalisi menghajar pasar yang ramai dan menewaskan 55 penduduk sipil.

Melalui TV Aljazeera, pemirsa TV dapat menyaksikan kebiadaban serangan Koalisi. Irak menuduh Koalisi sengaja menjadikan warga sipil sebagai sasaran. Buktinya, pasar yang ramai pun tidak luput dari hajaran rudal Koalisi. Bahkan dikabarkan di Najaf, Koalisi menghancurkan pusat layanan kesehatan.

Tampaknya, Amerika dan sekutunya sudah 'gelap mata' dan tidak mendengar imbauan, seruan dari berbagai penjuru dunia. Liga Arab, kecuali Kuwait, sudah meminta agar Koalisi menghentikan invansinya ke Irak. Terakhir, mayoritas anggota PBB pada Rabu (26/03) mengutuk invansi yang dilancarkan pasukan teroris pimpinan AS dan Inggris terhadap Irak. Negara-negara ini mendesak agar invansi segera diakhiri.

Wakil Tetap Irak di PBB, Dubes Mohammed Al-Douri dalam acara debat umum sidang darurat DK PBB (27/03) menyebut AS dan Inggris sebagai kriminal dan berperilaku 'barbar'. Ia mengatakan, kedua negara tersebut telah melancarkan serangan militer yang menewaskan wanita, anak-anak, dan orangtua, serta menghancurkan kehidupan dan masa depan Irak.

Halaman Selanjutnya:
Tags: