Sudah 24 tahun, Umi menjual nasi di sebuah lahan kosong yang ada di Jl H Rasuna Said, Jakarta Selatan. Selama itu pula selain nasi dan lauk pauk, wanita paruh baya itu menyediakan kebutuhan sehari-hari orang sekitar lokasi lahan kosong yang ditumbuhi pohon pisang itu. Seperti sabun hingga rokok.
Di warung Umi, montir Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) menjadi pelanggan tetap yang memesan minuman saat mereka beraksi mengutak-atik bus. Bahkan, makan siang mereka juga dibeli dari warung Umi.
Lokasi Umi berjualan memang tak kelihatan dari Jl H Rasuna Said. Karena tertutup oleh sejumlah bus PPD yang tengah parkir guna menunggu giliran ‘dioperasi’ para montir. Kalau pun mendekat, tak ada yang menarik dari lahan kosong itu. Apalagi hanya ditempati penduduk seperti Umi.
Tapi di tahun 2013 ini, keadaan tanah kosong itu akan berubah. Lantaran, di tanah itu akan segara dibangun kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Akses masuk ke lahan itu, untuk saat ini,tak bisa langsung dari Jl H Rasuna Said, karena terhalang sungai. Lahan kosong itu harus dituju melalui jalan di depan Gedung Menara Imperium. Atau, langsung masuk dari arah Jl Sultan Agung ke arah Jl H Rasuna Said kemudian berbelok langsung ke kiri sebelum Jl H RasunaSaid. Lahan kosong KPK itu tepat di samping kiri Hotel Royal Kuningan.
Pada akhir tahun 2012, publikasi pimpinan KPK yang diunggah di situs lembaga itu menyatakan KPK mulai membangun gedung sendiri pada 2013. Tak dijelaskan bagaimana bangunan baru itu.
Gedung baru itu akan dibangun di atas lahan seluas 8.294 meter persegi. Terletak di Kelurahan Guntur, Setiabudi, seluas 27.600 meter persegi yang terdiri atas 16 lantai dan dapat menampung 1.394 orang pegawai.