Gedung Pengadilan yang Kerap Didemo Buruh
Edsus Akhir Tahun 2012:

Gedung Pengadilan yang Kerap Didemo Buruh

Minim fasilitas pengamanan dan pendukung kerja. Didesain untuk tidak satu lokasi dengan pengadilan umum.

ADY
Bacaan 2 Menit
Gedung Pengadilan Hubungan Industrial Jakarta kerap didemo buruh. Foto: Sgp
Gedung Pengadilan Hubungan Industrial Jakarta kerap didemo buruh. Foto: Sgp

Bila ditanya gedung pengadilan apa di Jakarta yang selama lima tahun terakhir ini paling sering didemo buruh, boleh jadi jawabannya hampir seragam. Yaitu gedung Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Jakarta.

Bagaimana tidak, PHI adalah lembaga peradilan yang khusus dibentuk untuk perkara perselisihan ketenagakerjaan. Maka tak heran bila hampir saban hari pekerja dan perwakilan pengusaha yang berselisih mendatangi gedung yang berlokasi di bilangan Pancoran, Jakarta Selatan itu untuk saling berhadapan.

Setiap gedung biasanya punya kisah yang menarik, tak terkecuali gedung yang dibangun sekitar tahun 1980-an itu. Juru sita pengganti PHI Jakarta, Budi Tambunan mengatakan, sejak awal PHI Jakarta beroperasi sekitar tahun 2006, pekerja kerap melakukan berdemonstrasi di gedung itu. Dalam waktu sepekan, ada saja serikat pekerja yang menggelar demonstrasi. Biasanya, demonstrasi yang digelar terkait dengan perkara yang disidangkan.

Mengingat persoalan ketenagakerjaan bersangkutan dengan nasib pekerja atas pekerjaannya, yang berarti menyinggung soal penghidupan, tak jarang para peserta demonstrasi sangat bersemangat. Bahkan para pekerja yang perkaranya berada di tangan hakim tak segan berbondong-bondong ke PHI melihat jalannya persidangan atau mendengarkan putusan.

Raut muka ceria dapat dilihat ketika pekerja mendapat putusan sesuai harapan. Sebaliknya, jika putusan hakim dirasa merugikan, tak jarang pekerja yang bersangkutan dirundung kelabu. Bila tak kuasa menahan emosi, ada pula pekerja yang melontarkan kegundahan secara langsung. Bahkan, sang hakim yang menyidangkan perkara itu tak jarang jadi sasaran.

Ingatan Budi lantas melayang pada peristiwa yang terjadi Maret 2007 silam. Kala itu ratusan pekerja PT Great River International -yang mayoritas adalah perempuan- tak terima putusan hakim. Alhasil, usai pembacaan putusan, para pekerja berusaha mengejar hakim. Merasa terancam, sang hakim pun menggunakan jurus seribu langkah untuk menyelamatkan diri.

Ketika peristiwa itu terjadi, Budi dan sejumlah rekannya di PHI Jakarta berupaya melindungi hakim dari amukan pekerja. Walau ketiga hakim yang membacakan putusan sudah keluar dari ruang sidang menuju ruang hakim, bukan berarti para hakim berada di zona aman. Karena, ratusan pekerja wanita itu tetap mengejar hakim. Untuk menghadang, Budi dan beberapa rekannya membentengi pintu masuk ke ruang hakim dengan pagar manusia.

Halaman Selanjutnya:
Tags: