IASL Gagas Lembaga Anti Korupsi Olahraga
Berita

IASL Gagas Lembaga Anti Korupsi Olahraga

Kongres IASL juga sepakat tentang pengembangan sport tourism.

Oleh:
ALI
Bacaan 2 Menit
Presiden IASL Dimitrious Panagiotopoulos. Foto: SGP
Presiden IASL Dimitrious Panagiotopoulos. Foto: SGP

Kongres International Association of Sports Law (IASL) ke-19 yang dihadiri oleh sejumlah pakar dan praktisi hukum olahraga dari berbagai negara telah berakhir. Presiden IASL dan Ketua Organizing Committee secara resmi menutup pertemuan yang digelar di Bali selama 29-30 Oktober.

“Sekarang kita sudah di akhir kongres. Ada 41 pembicara yang berbicara lima subtopik selama dua hari. Diskusi-diskusinya sangat menarik. Kami membuat kesimpulan final dengan mengirim email ke para peserta. Namun, ringkasannya akan saya bacakan sekarang,” ujar Ketua Organizing Committee, Hinca Pandjaitan di Bali, Rabu (30/10).

Hinca merinci ada beberapa kesimpulan yang telah dicapai untuk mendukung kegiatan berolaraga dengan konsep lex sportiva atau hukum khusus yang mengatur olahraga.

Pertama, hukum olahraga dan lex sportiva sangat penting digunakan untuk melindungi integritas kegiatan olahraga. Kedua, kongres mendukung adanya lembaga anti korupsi olahraga secara global. Lembaga yang sama juga perlu dibentuk untuk fokus menangani masalah penipuan di kegiatan olahraga.

“Tujuan pembentukan badan itu adalah untuk melindungi olahraga,” tuturnya.

Ketiga, perlunya aturan yang melarang segala bentuk diskriminasi dalam olahraga. Keempat, menegakan hak asasi manusia (HAM) dalam olahraga dengan mengacu kepada konvensi internasional. Kelima adalah mempromosikan olahraga sebagai objek pariwisata.

“Sport tourism itu bagus. Konsepnya mempromosikan suporter untuk mendukung atlet asal negaranya yang bertanding di negara lain. Tapi ada beberapa masalah, misalnya masalah identitas nasional,” ujar Hinca. 

Untuk menjawab permasalah ini, lanjut Hinca, kongres menyepakati perlunya piagam tentang pariwisata olahraga. “Ini sangat penting bila IASL bisa mendorong dibuatnya Sport Tourism Charter,” tambahnya. 

Presiden IASL Dimitrious Panagiotopoulos menuturkan kongres ini berjalan dengan baik dan banyak hasil-hasil diskusi yang menarik seputar hukum olahraga. Ia mengatakan Kongres selanjutnya akan digelar di Athena, Yunani pada 2014 mendatang.

Sekjen IASL Olga Shevchenko mengatakan selama dua hari, para pakar hukum olahraga telah bekerja keras dan bekerja sama untuk saling bertukar pendapat. Ia berpesan agar para hukum olahraga ini tak berhenti hanya dalam diskusi pada kongres ini.

“Jangan berhenti. Kita perlu meningkatkan dan meneliti, dan bekerja sesuai kemampuan terbaik dan saling membantu untuk mengembangkan hukum olahraga,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait