Kampanye Pilpres Menjaga Kebhinnekaan Sebuah Keharusan
Pojok MPR-RI

Kampanye Pilpres Menjaga Kebhinnekaan Sebuah Keharusan

Berita bohong dan persekusi orang yang berbeda pilihan dapat merusak Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, eksploitasi SARA juga dapat menimbulkan kegaduhan yang mengganggu kebhinnekaan.

Info MPR
Bacaan 2 Menit
Foto: Humas MPR
Foto: Humas MPR

Kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) harus dapat  menjaga kebhinnekaan.  Kekhawatiran persatuan dan kebhinnekaan bakal dapat  hilang dikarenakan masa  Pilpres. Karena itulah kampanye Pilpres harus dilakukan secara positif, tidak memprovokasi, tidak memfitnah, menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian.

 

Demikian disampaikan anggota MPR dari Fraksi PKB, Abdul Kadir Karding dalam diskusi Empat Pilar MPR bertajuk “Menjaga Kebhinnekaan dalam Kampanye Capres,” di Media Center MPR/DPR, Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen di Jakarta, Jumat (28/9).

 

“Pilpres ini harus kita jaga. Jangan sampai persatuan dan kebhinnekaan hilang hanya gara-gara Pilpres. Jangan hanya gara-gara pilihan politik yang diekspresikan berlebihan dan kontra produktif bisa mengganggu kebhinnekaan, persatuan, persaudaraan sesama anak bangsa,” ujarnya. Turut berbicara anggota MPR Fraksi PKS Jazuli Juwaini, dan pengamat dari UIN, Ady Prayitno.

 

Abdul Kadir Karding, menyebutkan pada saat Pilkada lalu, 40 sampai 50% konten yang beredar di media sosial adalah hoax. Selain hoax, juga fitnah. Bahkan ruang keagamaan kadang dipakai untuk fitnah. “Hoax dan fitnah itu tidak boleh terjadi kalau persatuan dan kebhinnekaan ini kita mau jaga,” katanya.

 

Dalam konteks Pilpres, kata Abdul Kadir Kading, kampanye dengan cara memfitnah, menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian, provokasi, tidak sesuai dengan kebhinnekaan. Karena itu berkampenya harus diletakan pada posisi menjaga dasar Bhinneka Tunggal Ika.

 

Dalam kaitan itu, Abdul Kadir Karding menyatakan media baik media mainstream dan media sosial berperan penting. Sebab, media yang menyebarkan informasi. “Pilpres ini harus menjadi ajang edukasi politik,” ujarnya.

 

Anggota MPR dari Fraksi PKS Jazuli Juwaini sependapat dengan Karding. Menurut Jazuli, hoax dan persekusi orang yang berbeda pilihan bisa merusak Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, eksploitasi SARA juga bisa menimbulkan kegaduhan yang mengganggu kebhinnekaan. “Kuncinya adalah kita harus mengembangkan toleransi, yaitu menghormati perbedaan-perbedaan yang ada,” katanya.

Tags:

Berita Terkait