Gus Jazil Dorong Fatayat NU DKI Jadi Pelopor Kesuksesan Perempuan
Pojok MPR-RI

Gus Jazil Dorong Fatayat NU DKI Jadi Pelopor Kesuksesan Perempuan

Fatayat NU harus ikut berkontribusi mewujudkan masyarakat yang tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, hidup sehat dan sejahtera, menikmati pendidikan berkualitas, mengarusutamakan kesetaraan gender dan lain-lain.

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 3 Menit
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Foto: Istimewa.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid. Foto: Istimewa.
JAKARTA – Kalangan perempuan memiliki peranan penting di berbagai bidang. Bahkan di banyak bidang, kiprah kalangan perempuan semakin menonjol. Salah satunya para perempuan yang tergabung dalam organisasi Fatayat NU. Demikian diungkapkan Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid  di acara Pelantikan, Seminar Kebangsaan dan Rakerwil I PW Fatayat NU DKI Masa Khidmat 2021-2026 bertajuk ”Meneguhkan Peran Perempuan dalam Pencapaian SDGs dan Pengarusutamaan Aswaja di DKI” di Hotel Saripan Pasific, Minggu (24/10/2021).
Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, mendorong agar Fatayat NU, khususnya di DKI Jakarta akan terus meningkatkan kiprah dan kreativitasnya. ”Saya berharap agar Fatayat NU DKI lebih kreatif dalam mensosialisasikan Aswaja di tengah perempuan DKI karena memang berbeda cara pandang dan adat istiadat perempuan di perkotaan dan pedesaan.Lebih sulit merangkul perempuan muda di DKI untuk diajak gabung dalam kegiatan Fatayat,” ujar Gus Jazil.
Hukumonline.com
Pelantikan, Seminar Kebangsaan dan Rakerwil I PW Fatayat NU DKI. Foto: Istimewa.
Hadir dalam acara tersebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua PWNU DKI KH Samsul Ma’arif, dan Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini.
Dikatakan Gus Jazil, cara kreatif yang dimaksud, selain melakukan kegiatan keagamaan seperti pengajian atau tahlilan rutin, Fatayat DKI juga harus membuat program yang digemari para perempuan di Ibu Kota. Misalnya senam aerobic atau kegiatan menarik lainnya. 
”Kalau tidak maka Fatayat DKI hanya diikuti oleh orang-orang pinggiran di perkampungan. Di komplek-komplek perumahan besar tidak diminati. Menurut saya perlu dikemas agama atau Aswaja yang mampu mengadaptasi tradisi adat istiadat. Di NU itu semua tradisi boleh asal tidak melanggar syariat,” katanya. 
Hukumonline.com
Pelantikan, Seminar Kebangsaan dan Rakerwil I PW Fatayat NU DKI. Foto: Istimewa.
Menurut Gus Jazil, umumnya gaya hidup perempuan muda di perkotaan seperti DKI Jakarta adalah konsumerisme dan modernitas, namun kering secara spiritual. ”Nah itu harus diisi oleh Fatayat NU. Perempouan Fatayat NU juga perlu misalnya melakukan pendampingan dan advokasi ketika ada ibu-ibu yang menjadi korban pinjol dan lain-lain dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat perempuan DKI,” katanya. 
Gus Jazil berharap ke depan Fatayat NU DKI bisa menjadi pelopor kesuksesan kaum perempuan. ”Selamat menjalankan amanat sebagai pengurus Fatayat NU DKI, mudahan-mudahan sukses menjalankan semua programnya,” harapnya. 
Halaman Selanjutnya:
Tags: