Advokat Harus Belajar dari Cicero dan Julius Caesar
Berita

Advokat Harus Belajar dari Cicero dan Julius Caesar

Menjaga agar orang yang bersalah diberikan sanksi sesuai dengan koridor kesalahannya, bukan membebaskan orang yang bersalah.

Ali
Bacaan 2 Menit

“Ditelanjangi dan dihukum cambuk hingga berdarah. Lalu dimasukkan ke kurungan yang di dalamnya berisi anjing dan ular berbisa. Lalu dikurung dan dijahit rapat kemudian dilemparkan ke sungai Tiberias. Begitulah gaya hukuman di era Romawi,” ujarnya.

Otto menjelaskan, ketika itu Cicero membuat gebrakan dalam pembelaan. Cicero berpanjang lebar menyampaikan alibi bahwa anak muda Romawi itu tak bersalah. “Dia difitnah,” sebut Otto menirukan gaya Cicero.

Pembelaan Cicero ini, lanjut Otto, ternyata mengguncang Romawi. Jagad imperium itu terkesima. Enam ratus anggota Senat, terperangah dengan gaya pembelaan Cicero. “Akhirnya, kemudian Cicero dikisahkan berhasil membebaskan anak muda itu dari hukuman,” ujar Otto.

Namun, kisah kehebatan Cicero bukan tanpa lawan. Otto menjelaskan bahwa karier Cicero sebagai pembela juga pernah dikalahkan oleh praetor lain. “Dialah Julius Caesar, yang kemudian didaulat menjadi Kaisar Romawi. Caesar mengalahkan Cicero dalam kasus ‘Conspiracy of Catiline’ yang merupakan kasus politik upaya kudeta terhadap kaisar Romawi,” ujarnya.

Otto menilai bahwa advokat bisa belajar dari kisah Cicero dan Caesar yang telah mempertontonkan bagaimana menjadi praetor yang mulia. “Praetor (pembela,-red) berjuang demi menegakkan hukum yang sudah disusun sebelumnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Otto merinci tugas dari seorang praetor yang kini bisa disamakan dengan profesi advokat. Pertama, menjaga hukum agar tetap berjalan dan dipatuhi. Kedua, menjaga kewibawaan imperium di depan para rakyatnya. Ketiga, menjaga setiap orang Romawi cinta akan negerinya karena keberadaban bisa terjaga tanpa takut akan ketertindasan dari sang penguasa.

“Praetor tak bertugas membebaskan orang yang bersalah. Namun, menjaga agar orang yang bersalah itu diberikan sanksi sesuai dengan koridor kesalahannya. Tidak menambahi maupun mengurangi,” jelasnya.

“Peranan praetor membuat Romawi jadi angung dan menjelma jadi imperium yang tangguh,” pungkas Otto.

Tags:

Berita Terkait