DPR Persilakan Pemerintah Revisi Postur APBN-P 2013
Berita

DPR Persilakan Pemerintah Revisi Postur APBN-P 2013

Salah satu penyumbang melesetnya target asumsi makro APBN-P 2013 adalah adanya pelemahan pada nilai tukar rupiah.

FAT
Bacaan 2 Menit
Gubernur BI, Agus Martowardojo. Foto: SGP
Gubernur BI, Agus Martowardojo. Foto: SGP

DPR mempersilakan pemerintah untuk mengubah kembali asumsi makro ekonomi pada APBN-P 2013. Pengubahan ini dapat dilakukan lantaran sebagian besar asumsi dasar makro ekonomi di APBN-P 2013 meleset dari yang sudah direncanakan. Menurut Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Aziz, jika APBN-P akan diubah maka perlu ada ketegasan sikap dari pemerintah sebagai pihak yang mengusulkan ke Parlemen.

"Yang jelas, realisasi APBN-P 2013 tidak akan sesuai dengan target, artinya pemerintah gagal atau penyusunan rencana tidak becus. Apakah mau dan mungkin pemerintah mengubah kembali? Pada tahun 2005 memang pernah diubah sampai tiga kali. Kalau sekarang mau mengubah lagi, harus mereka yang mengusulkan, bukan DPR," kata Harry di Jakarta, Rabu (28/8).

Harry mengatakan, salah satu penyumbang melesetnya target asumsi makro APBN-P 2013 adalah adanya pelemahan pada nilai tukar rupiah. Angka nilai tukar rupiah kini jauh dari target APBN-P 2013. Saat ini pemerintah mengekspektasi nilai tukar rupiah di 2013 berkisar Rp10.000-Rp10.200 per dollar Amerikaa Serikat. Sedangkan target di APBN-P 2013 yang direncanakan sebesar Rp9600 per dollar Amerika Serikat.

"Angka Rp10.000-Rp10.200 itu, saya tanya (ke pemerintah), ternyata hanya ekspektasi pemerintah dan bukan target. Karena, target mereka tetap sesuai dengan APBN-P 2013," tutur politisi dari Partai Golkar ini.

Menurut Harry, berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah yang jauh dari target akan mempengaruhi pula seluruh indikator ekonomi. Ia menilai, realitas tersebut mengindikasikan bahwa perencanaan tidak dilakukan dengan baik. Padahal, kesepakatan antara pemerintah dan dewan yang tertuang dalam APBN-P 2013 itu merupakan perintah negara yang harus dijalankan.

Menurutnya, kegagalan pemerintah dalam merencaanakan APBN di tahun ini juga dipengaruhi ketidaktegasan dalam menghadapi situasi riil yang terjadi saat ini. Hal ini perlu diperbaiki pemerintah dalam menyusun perencanaan APBN di masa-masa yang akan datang. "Perencanaan dan prediksi jauh meleset, karena kemampuan pemerintah memprediksi kurang," katanya.

Terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang terjadi akhir-akhir ini bisa mengganggu target makro ekonomi APBNP-2013 khususnya mengenai nilai tukar. “Nilai tukar rupiah di awal 2013 cukup kuat, sampai Agustus melemah 10,78 persen dibandingkan pada level akhir 2012,” katanya saat rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR.

Halaman Selanjutnya:
Tags: