Hadapi Dunia Luar, BTN Siap Berkonsolidasi
Berita

Hadapi Dunia Luar, BTN Siap Berkonsolidasi

Caranya dengan fokus menjadi housing bank.

FAT
Bacaan 2 Menit
Hadapi Dunia Luar, BTN Siap Berkonsolidasi
Hukumonline
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyambut baik rencana konsolidasi perbankan oleh pemerintah. Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, konsolidasi merupakan sebuah keharusa untuk menghadapi berlakunya kondisi makroekonomi eksternal.

"Sependapat, bahwa konsolidasi perbankan suatu keharusan, karena hadapi dunia luar," kata Maryono di Jakarta, Senin (21/7).

Persoalan eksternal tersebut, kata Maryono, berupa normalisasi kebijakan The Fed atau tapering off, berlakunya pasar bebas ASEAN atau masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) dan terjadinya pengetatan likuiditas akibat pemilihan umum presiden. Meski begitu, konsolidasi yang dimaksud tak selalu berupa merger atau akuisisi dengan bank lain.

Menurutnya, konsolidasi bisa dilakukan dengan cara transformasi dalam menghadapi tantangan ke depan. Saat ini, lanjut Maryono, BTN tengah melakukan transformasi bisnis, transformasi culture hingga transformasi informasi teknologi (IT). "Itu yang kita lakukan dan saat ini transformasi sedang berlangsung," katanya.

Seiring dengan itu, Maryono menambahkan, konsolidasi dan tantangan dalam menghadapi eksternal juga harus menjadi perhatian dari regulator. Menurutnya, perhatian tersebut bisa dalam bentuk terlaksananya prinsip resiprokal antara Indonesia dengan negara lain. Dalam melaksanakan prinsip ini, harus dilakukan dengan cara adil.

"Di luar negeri, bank mau masuk sulit. Di indonesia sebaliknya. Makanya harus bangun resiprokal," tutur Maryono.

Selain dilaksanakannya prinsip resiprokal, perbankan dalam negeri juga harus memiliki infrastruktur yang kuat. Terkait hal ini, BTN siap fokus pada bisnis housing bank. "Kami sudah siap dengan seluruh infrastruktur, sumber daya manusia (SDM) dan teknologi untuk mendukung bisnis sebagai housing bank," katanya.

Direktur Konsumer BTN Irman Alvian Zahiruddin mengatakan, semester I 2014 tercatat bahwa pencapaian dana pihak ketiga (DPK) BTN mencapai Rp101,35 triliun atau meningkat 22,61 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2013. "Pertumbuhan dana pihak ketiga BTN melampaui rata-rata industri," katanya.

Sedangkan penyaluran kredit dan pembiayaan, lanjut irman, pada semester I 2014 mencapai Rp106,58 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 16,61 persen dibandingkan posisi di 2013 yang hanya Rp91,4 triliun. Menurutnya, komposisi kredit tersebut tersalur masih 88,07 persen pada housing loan atau sekitar 93,87 triliun.

"Sementara sisanya, sekitar 11,93 persen disalurkan pada non housing loan yang mencapai Rp12,71 triliun," kata Irman.

Maryono tak menampik bahwa laba bersih BTN semester I 2014 menurun sekitar 19 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada semester I 2014, laba bersih BTN tercatat sebesar Rp539 miliar. Menurutnya, menurunnya laba bersih BTN tersebut lebih dikarenakan kondisi likuiditas yang ketat.

"Dengan ketatnya likuiditas menjadikan biaya dana meningkat, BI rate beberapa kali dinaikkan. Sehingga BTN naikkan suku bunga dana ini yang akibatkan suku bunga naik," tutup Maryono.
Tags: