Ini Kiat Menjadi Jaksa "Bersih" ala Jaksa KPK
Berita

Ini Kiat Menjadi Jaksa "Bersih" ala Jaksa KPK

Jaksa harus berani, tegas, tidak kompromi, dan loyal pada kebenaran.

NOV
Bacaan 2 Menit
Sejumlah jaksa di Kejagung (Ilustrasi). Foto: SGP.
Sejumlah jaksa di Kejagung (Ilustrasi). Foto: SGP.

Meski tidak hanya berfungsi sebagai penuntut umum, profesi jaksa merupakan aparat penegak hukum yang memegang peranan penting dalam proses penuntutan suatu perkara pidana. Apabila seorang jaksa tidak mampu memegang teguh integritasnya, alih-alih menjadi jaksa bersih, jaksa itu akan terjerumus ke dalam pusaran korupsi.

Sebut jaksa Urip Tri Gunawan. Urip ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah menerima suap dari Artalyta Suryani pada 2008. Kemudian, ada jaksa Sistoyo yang ditangkap KPK di halaman kantor Kejaksaan Negeri Cibinong karena menerima suap pada 2011. Ada pula jaksa Dwi Seno Wijanarko yang ditangkap KPK karena melakukan pemerasan.

Selain itu, ada Kepala Kejaksaan Negeri Praya Subri yang ditangkap KPK usai menerima suap dari seorang pengusaha pada 2013. Tidak hanya jaksa Urip, Sistoyo, Dwi, dan Subri yang sempat "terserempet" kasus korupsi, ada juga dua jaksa fungsional di Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara yang ditangkap Kejaksaan Agung karena memeras.

Contoh-contoh tersebut menunjukan bahwa profesi jaksa sangat rentan terjerumus ke dalam pusaran korupsi. Untuk tetap menjaga integritas profesi jaksa sebagai penegak hukum, salah seorang jaksa KPK, Yudi Kristiana memberikan kiat-kiatnya. Yudi dikenal sebagai sosok jaksa progresif yang mampu menjaga integritasnya dimana pun ia bertugas.

Doktor lulusan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro ini juga pernah mempunyai pengalaman "buruk" ketika bertugas di Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah. Kala itu, Yudi harus berhadapan dengan intervensi atasannya, sehingga ia harus dipindahtugaskan ke Luwuk, Pagimana, Sulawesi Tengah. Berikut kiat-kita untuk menjadi jaksa bersih ala Yudi Kristiana:

1. Cari Pasangan Hidup yang Bisa Menjaga Integritas

Yudi menganggap profesi jaksa merupakan profesi yang sangat berat. Selain mengemban tugas penegakan hukum, seorang jaksa kerap dihadapkan dengan realitas hidup kebutuhan sehari-hari, sedangkan gaji seorang jaksa tidak lah besar. Hal ini yang sering membuat jaksa "jatuh" dan harus berkompromi dengan keadaan untuk sekedar menopang hidup.

Oleh karena itu, Yudi mengatakan, keluarga, khususnya istri/suami memiliki peranan penting untuk menopang integritas seorang jaksa. "Maka, tidak berlebihan jika ada ungkapan, 'Di balik keberadaan suami, ada seorang istri yang luar biasa'. Bagi saya, istri itu jadi penentu bagaimana integritas itu dibangun dan terjaga," katanya kepada hukumonline, Kamis (13/8).

Tags:

Berita Terkait