“Saya ingin menyampaikan pesan bahwa Indonesia tidak lagi menjadi surga bagi pembajak-pembajak hak kekayaan intelektual,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Ahmad M Ramli juga menambahkan bahwa penggerebekan yang dilakukan Timnas PPHKI beberapa waktu lalu adalah bentuk kepedulian Kemenkumham kepada seniman Indonesia. Ramli tidak ingin kreativitas para seniman terhenti lantaran pembajakan ini.
“Kami ingin melindungi kreativitas bangsa. Jangan sampai seniman kehilangan minat untuk berkarya,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Lebih lanjut, tindakan yang dilakukan pemerintah dalam mendukung program pemberantasan pembajakan ini adalah dengan merevisi regulasi terkait hak kekayaan intelektual, khususnya Hak Cipta yang diseleraskan dengan ketentuan WIPO Copyrights Teraty (WCT) dan WIPO Performances and Phonograms Treaty (WPPT). Dengan hal ini, angka pembajakan online, pembajakan mobile device, software, dan pembajakan vcd dan dvd dapat ditekan.
Namun, hal yang paling krusial untuk dibangun adalah kultur masyarakatnya sendiri. Menurut Ramli, kultur masyarakat yang enggan membeli bajakan inilah yang perlu dibangun. Jika masyarakat menyadari pentingnya membeli barang asli, tentu penjualan barang bajakan akan menurun. Soalnya, pasarnya tidak ada lagi.
“Jika tidak ada yang mau beli, tentu tidak ada yang jual,” ucapnya.
Sementara itu, personil grup musik Bimbo, Samsudin Hardjakusumah atau kerap disapa Sam Bimbo merasa senang dengan upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam memerangi pembajakan ini. Menurutnya, penangkapan yang terjadi pada 1 Februari 2013 silam adalah tangkapan terbesar selama 30 tahun terakhir ini.
Hal ini telah membuktikan bahwa pemerintah telah berupaya melindungi karya-karya para seniman. Karena, seniman mengalami patah semangat akibat pembajakan ini. Atas hal ini, Sam Bimbo berharap agar tindakan tersebut dapat menjadi perisai agar pembajakan tidak berulang.
“Selain itu, kita berharap agar pemerintah dapat mengetahui siapa dalang di balik ini semua,” pungkasnya.