Leiden Law School Optimis Masih Diminati Mahasiswa Indonesia
Berita

Leiden Law School Optimis Masih Diminati Mahasiswa Indonesia

Memiliki tradisi yang panjang dengan Indonesia.

ALI
Bacaan 2 Menit

Rick mengklaim Leiden Law School telah mampu menarik minat mahasiswa-mahasiswa mancanegara. Yakni, dari Amerika, Asia, negara-negara Eropa, termasuk juga Indonesia. Ia mengaku menyambut baik mahasiswa-mahasiswa Indonesia, tetapi tak terlalu tergantung kepada mereka.

“Jika pun kami memiliki mehasiswa yang lebih sedikit dari Indonesia, itu bukan masalah besar bagi kami. Tapi, mereka kami sambut dengan baik di kampus kami,” ujarnya.

Alumnus Leiden Law School asal Indonesia, Aryanti Hoed mengatakan dirinya memiliki beberapa alasan mengapa memilih kampus itu untuk meraih gelar masternya. Beberapa alasannya adalah karena biayanya yang relatif terjangkau di banding kampus lain, dan program yang ditawarkan cukup ‘praktikal’.

“Mata kuliah yang diajarkan cukup ‘straight forward’ sehingga bisa langsung dipraktikkan,” tutur alumnus yang menjadi mahasiswa Leiden pada 1998 dengan jurusan International Business Law ini.

Sementara, beda halnya dengan Robert Sidauruk. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bali, ini lebih memilih melanjutkan kuliah hukum-nya ke Australia. Pria yang juga menggeluti jurusan hukum bisnis ini juga memiliki beberapa alasan mengapa lebih memilih negeri Kanguru tersebut.

Pertama, Robert mengaku jurusan yang digelutinya –hukum bisnis- lebih cocok untuk dipelajari di Australia. Lepas dari lingkup sistem hukum yang sudah tak lagi berpengaruh, tetapi mau tak mau sistem hukum common law (yang dianut Australia) masih menjadi acuan dalam dunia bisnis.

“Misalnya dalam hal arbitrase atau perselisihan kontrak,” ujar pria yang menggaet Master of Business Law dari Curtin University pada 2013 ini.

Kedua, Robert menuturkan alasan bahasa juga menjadi salah satu pertimbangannya. “Di Belanda, kehidupan sehari-harinya menggunakan bahasa Belanda. Di Australia kan, di kelas dan kehidupan sehari-harinya menggunakan bahasa Inggris,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Robert, Australia lebih ramah dalam memberikan visa kerja kepada mahasiswa yang ingin menuntut ilmu sambil bekerja.

Tags:

Berita Terkait