Membangun Hubungan Industrial Harmonis Lewat Dialog
Utama

Membangun Hubungan Industrial Harmonis Lewat Dialog

Hubungan industrial yang baik berpotensi besar mendorong kemajuan bangsa dan negara.

Oleh:
Ady
Bacaan 2 Menit
Gedung Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Jakarta. Foto: ilustrasi (Sgp)
Gedung Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Jakarta. Foto: ilustrasi (Sgp)

Dalam menjalin hubungan industrial, sebagian orang sepakat mekanisme dialog adalah hal utama untuk membangun hubungan tersebut menjadi lebih baik. Karena dengan adanya dialog yang setara antara pengusaha dan serikat pekerja, setiap persoalan ketenagakerjaan diharapkan dapat selesai tanpa melewati proses pengadilan.

Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Anton J Supit, Apindo menekankan kepada semua anggotanya untuk mengedepankan cara-cara dialogis dalam menyelesaikan persoalan ketenagakerjaan.

Anton berpendapat hal tersebut harus mengacu pada situasi perekonomian dan ketenagakerjaan di Indonesia. Dengan begitu kepentingan nasional dapat dijadikan landasan bersama bagi serikat pekerja dan pengusaha dalam menjalin dialog untuk membangun hubungan industrial. Kepentingan nasional yang dapat dibangun oleh serikat pekerja dan pengusaha secara bersama akan menghasilkan sebanyak mungkin lapangan pekerjaan.

Anton mencontohkan salah satu perusahaan mobil terbesar asal Amerika Serikat, Chrysler, mampu selamat dari kebangkrutan karena kerjasama antara pengusaha dan serikat pekerja terbangun dengan baik. Dengan keberhasilan itu maka Chrysler berhasil melindungi para pekerjanya dari ancaman pengangguran.

Bila dialog mengalami kebuntuan maka para pihak dapat menggunakan senjata pamungkasnya yaitu lock out bagi pengusaha dan mogok kerja bagi serikat pekerja. Namun, hal itu menurut Anton harus dilaksanakan sesuai aturan.

Anton berharap pihak pengusaha atau pun pekerja tidak memaksakan tuntutannya secara serampangan tanpa melewati proses dialog. Jika itu terjadi, banyak pihak yang akan dirugikan, termasuk iklim investasi di Indonesia.

Kerjasama yang baik antara pengusaha dan serikat pekerja, lanjut Anton, dapat menjadi dorongan yang lebih kuat bagi perubahan di luar lingkungan perusahaan. Misalnya, pengusaha dan serikat pekerja bersama-sama mendorong agar pemerintah menegakkan hukum ketenagakerjaan dengan baik, membangun infrastruktur untuk menunjang investasi dan lainnya.

Tags: