Pimpinan KPK Pertimbangkan Usul Pembentukan TGPF Kasus Novel ke Presiden
Berita

Pimpinan KPK Pertimbangkan Usul Pembentukan TGPF Kasus Novel ke Presiden

Pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk membantu pihak kepolisian mengungkap pelaku penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Agus Sahbani/ANT
Bacaan 2 Menit


"Kita tahu bersama, kasus Novel itu sudah ditangani lebih 200 hari, rentang waktu yang cukup lama yang seharusnya bisa digunakan maksimal oleh aparat untuk mengungkap pelaku, tapi apa yang terjadi kita sangat prihatin karena tidak ada hal-hal yang bisa membuat kita percaya kasus ini bisa diselesaikan dengan cepat," kata Abraham.


"Karena itu dalam diskusi kita sampai pada kesimpulan untuk mengusulkan ke pimpinan KPK agar bisa menyampaikan ke bapak presiden untuk sesegera mungkin membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta kasus Novel karena dalam waktu cukup lama aparat kepolisian tidak mampu mengungkap kasus ini.”


Ia khawatir kalau kasus Novel tidak pernah diungkap maka tidak menutup kemungkinan kasus yang sama dapat kembali terjadi kepada pegawai atau pimpinan KPK lain. "Dan penyerangan terhadap Novel tidak hanya penyerangan pribadi Novel 'an sich' tapi penyerangan terhadap pejuang-pejuang antikorupsi atau penyerangan terhadap KPK yang sedang giat-giatnya memberantas korupsi tanpa pandang bulu," ungkap Abraham.


Busyro Muqoddas juga mengatakan serangan terhadap Novel Baswedan bukanlah serangan terhadap pribadi Novel saja.


"Masuk hari ke-202 penyerangan, kami berdiskusi dan kami sepakat kasus ini bukan serangan ke pribadi Novel, tapi serangan ke KPK dan serangan ke KPK berarti serangan kepada sistem pemberantasan korupsi. Kami ingin agar segera ada langkah-langkah lebih konkrit bagaimana upaya untuk menemukan dan mengurai pelaku kejahatan kepada Novel dan menjadi edukasi bagi masyarakat agar jernih kenapa kasus yang menimpa Novel sampai sekarang tidak ada tanda-tanda mencerahkan," kata Busyro.


Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai shalat subuh di masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Mata Novel pun mengalami kerusakan, sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017.


Hingga hari ini yaitu pada hari ke-202 pascapenyerangan, pihak kepolisian belum juga mengungkapkan pelaku kasus tersebut meski sudah memeriksa banyak saksi, membuat sketsa terduga pelaku hingga menahan sejumlah orang yang kemudian dilepaskan lagi.


Sketsa pelaku yang ditunjukkan Kapolri seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Senin (31/7) menunjukkan pelaku adalah pria dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut keriting dan badan cukup ramping.

Tags:

Berita Terkait