Si ‘Dokter' Cilik yang Mengundang Polemik
Jeda

Si ‘Dokter' Cilik yang Mengundang Polemik

Jika Anda orang tua yang menggantungkan cita-cita kepada sang anak, tiada salahnya bersikap arif. Tak perlu terlalu memaksakan kehendak pada si buah hati. Bukannya mendapat berkah, bisa-bisa malah tertimpa masalah.

Ycb
Bacaan 2 Menit
Si ‘Dokter' Cilik yang Mengundang Polemik
Hukumonline

 

Kemudian, hasil rekaman tersebut dipamerkannya di hadapan Asosiasi Dokter Tamil Nadu sebulan silam. Para dokter yang menyaksikan rekaman tersebut tercengang alang kepalang. Bukannya berdecak kagum, justru keras mengecam. Korps jas putih ini menilai tindakan Murugesan tidak etis dan melanggar hukum. Lantaran, si bocah belum mengantongi sertifikat dan gelar resmi dokter.

 

Sekretaris Asosiasi Dokter Tamil Nadu dokter Venkatesh Prasad, Kamis (21/6) menyatakan, surat izin praktek Murugesan terancam dicabut. Selain itu, si dokter nekat ini dikenai tuntutan kriminal. Prasad menambahkan, timnya sudah melaporkan peristiwa pembedahan ini kepada petinggi organisasi dokter di Chennai. Saat ini, pihak pemerintah sedang mengusut kasus ini.

 

Chennai merupakan ibukota Tamil Nadu. Dulu, kota industri otomotif ini bernama Madras. Chennai, kota terbesar keempat India, terletak di ujung selatan negeri Boliwood ini.

 

Murugesan, yang punya rumah sakit bersalin di kota Manaparai, menganggap enteng persoalan ini. Dia mengaku tak menyesal setitik pun. Malah, dia menuduh kalangan dokter iri atas prestasi anaknya.

 

Murugesan malah merasa bangga, ini bukan operasi pertama yang dilakukan oleh anaknya. Dia bahkan mengaku mulai melatih anaknya membongkar kandungan sejak tiga tahun silam.

 

Celaka bagi Murugesan, karena pihak Guiness belum mengakui rekor ini. Juru bicara Amarilis Espinoza menyatakan, organisasi pencatat rekor ini tidak memonitor maupun memproses lebih lanjut kejadian itu. Alasannya, rekor ini bisa menjadi preseden praktek ‘bad medicine'.

 

Persalinan dengan bedah caesar merupakan kasus yang sudah terasa di dunia kedokteran selama beberapa dekade ini. Ramai kalangan masyarakat yang menyayangkan, terlalu banyak dokter yang begitu mudah memvonis sebuah kelahiran harus melalui caesar.

 

Bahkan, menurut penelitian di Amerika Serikat, pada 1980-an, separuh dari sejuta persalinan via caesar dinilai tak perlu. Persalinan lewat perut ini berisiko pada ibu maupun bayi.

 

Bagi sang bunda, risiko pendarahan adalah momok paling besar. Selain itu, proses ini mengakibatkan lumpuh pencernaan untuk sementara. Operasi ini juga mengakibatkan masa inap lebih lama. Sehingga, tentu saja, biaya yang keluar sangat berlipat. Karena alasan tarif tinggi inilah, dokter dituding meraup untung dari vonis caesar yang serampangan.

 

Sedangkan bagi si kecil, caesar berisiko pada pernafasan. Maklum, caesar acapkali terjadi pada bayi prematur. Karena belum sampai sembilan bulan sudah lahir, katup pernafasan si orok belum terbentuk dengan sempurna. (Sumber: Azcentral.com; Kompas, 23 Juni 2007; Kompas Cyber Media.)

 

Pelajaran ini baru-baru saja dipetik oleh sepasang suami-istri berprofesi dokter di India. Tepatnya, di Tamil Nadu, sebuah provinsi di selatan India. Sang ayah, dr. K Murugesan benar-benar ngebet supaya si putra mewarisi keahliannya. Murugesan memang seorang dokter persainan andal.

 

Tak ada salahnya memang. Namun, yang jadi tulah, Pak Dokter ini punya ambisi besar mencetak anaknya menjadi ‘dokter' bedah temuda. Alasannya, agar tercatat di Guiness Book World of Records.

 

Lantas, si anak laki-laki yang baru berusia 15 tahun ini dibiarkan begitu saja menggelar operasi caesar. Memang, Murugesan mendampingi si junior mempermak pasien. Bahkan, sang ayah ikut membantu menyuntik pemati rasa (anastesi). Selanjutnya, si bapak merekam prosesi bedah tersebut. Si pasien, baik ibu maupun bayi, selamat melalui tahap-tahap menegangkan tersebut.

Tags: