Legislator Apresiasi Presiden Investigasi Kecelakaan di Larantuka
Aktual

Legislator Apresiasi Presiden Investigasi Kecelakaan di Larantuka

ANT
Bacaan 2 Menit
Legislator Apresiasi Presiden Investigasi Kecelakaan di Larantuka
Hukumonline
Kalangan legislator di Nusa Tenggara Timur mendukung perintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan investigasi atas kecelakaan kapal motor di Larantuka dan bila ada ditemukan kelalaian maka pihak yang bertanggung jawab harus mendapatkan sanksi.

Wakil ketua DPRD NTT Nelson Obet Matara, di Kupang, Sabtu (19/4), mengatakan berdasarkan penyelidikan sementara sepertinya musibah yang menimpa ratusan orang itu yang sebagian besar adalah anak-anak ini adalah murni kecelakaan laut karena arus di selat Gonzalu, namun untuk memastikan lagi maka perlu investigasi mendalam.

"Saya minta yang sakit dirawat dengan sebaik-baiknya. Sementara lakukan investigasi agar yang lalai mendapatkan sanksi. Jangan terjadi lagi," kata Presiden dalam akun twitter @SBYudhoyono yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu.

Presiden menambahkan, "musibah yang menimpa umat Katolik yang sedang lakukan prosesi laut Jumat Agung itu sepertinya akibat faktor cuaca dan kesalahan manusia." Kepala negara mengucapkan duka cita yang mendalam bagi keluarga korban. "Kita berduka dengan musibah kecelakaan kapal motor di Larantuka yang menewaskan tujuh orang saudara kita. Sementara empat orang dalam pencarian," kata Presiden.

Seperti diketahui Kapal Nelayan Bakti No 74 diperkirakan memuat 100 lebih yang ikut dalam Prosesi Semana Santa di Larantuka tenggelam sekitar pukul 11.30 Wita, Jumat (18/4/2014).

Kapal yang membawa penumpang dan sebagian besar adalah anak-anak itu tenggelam di perairan Pantai Palo, Kota Rowido, Sarotari Tengah, Kecamatan Larantuka.

Saat itu kapal yang sehari-harinya merupakan kapal nelayan milik Gaspar Kleden itu tenggelam, prosesi baru mulai berjalan, sehingga kapal Ina Maria milik Keuskupan Larantuka itu langsung membuang semua pelampung di kapal tersebut.

Meski demikian, musibah tersebut menelan korban, yakni ditemukan meninggal antara lain, Suster Epifani, CIJ yang juga kepala sekolah Stipas Waibalun, Adelius Tua Doken (7) warga Lembata, Dede Badin (9) warga Lewolere, Maria Nogo Werang (36) warga Lewolere, Marlina Wangge (32) warga Lembata, Andreas T. Kleden (2) dan Lodovikus Tukan.

Menurut Matara, saat ini tim gabungan Polisi Air setempat, SAR dan Nelayan setempat terus melakukan penyisiran untuk mencari lagi korban yang diduga terbawa arus.

Kapolres Flores Timur (Flotim), AKBP Dewa Putu Gede Artha mengatakan satu jam setelah kejadian Jumat itu dirinya memimpin langsung tim melakukan penyisiran di sekitar tempat kejadian peristiwa dan menemukan 30 orang dan pencarian masih terus dilanjutkan dan dikembangkan ke wilayah perairan sekitar TKP.

Di TKP itu tidak ditemukan lagi korban dan mudah-mudahan hanya itu saja korban. Meski demikian masih terus dilakukan pencarian karena total penumpang sebelumnya belum diketahui dengan pasti.

"Total korban tenggelam bersama perahu itu belum dapat dipastikan, sehinggga jumlahnya pun masih simpang siur. Tetapi yang pasti pencarian masih dilakukan dan segera akan ditambah anggota dan armada laut untuk pegembangan penyisiran di laut sekitar," katanya.

Menurut dia kebanyakan korban meninggal karena terjebak dalam kapal. "Kaptennya hidup namun belum bisa kita minta informasi karena kondisinya belum stabil," katanya.
Tags: