Tujuh Advokat Ramaikan Seleksi Pimpinan KPK
Berita

Tujuh Advokat Ramaikan Seleksi Pimpinan KPK

PNS atau pensiunan PNS mendominasi pendaftar seleksi pimpinan KPK di hari H-1.

Oleh:
RZK
Bacaan 2 Menit
Sekretariat Pansel Calon Pimpinan KPK di Gedung Kemenkumham. Foto: RES
Sekretariat Pansel Calon Pimpinan KPK di Gedung Kemenkumham. Foto: RES
Setelah sempat dikhawatirkan sepi peminat, jumlah pendaftar seleksi calon pimpinan KPK akhirnya membludak. Pada H-1 sebelum pendaftaran ditutup, Selasa (2/9), tercatat 31 orang mendaftar ke Sekretariat Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK (Pansel) di Gedung Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

Sebagaimana diwartakan laman resmi Kemenkumham, 31 orang yang mendaftar pada H-1, mayoritas berlatarbelakang pegawai negeri sipil (PNS) atau pensiunan PNS. Total terdapat 12 PNS atau pensiunan PNS yang mendaftar ke Pansel. Mereka adalah Rachmat Trijono, Syarief Sabara, Mohd. Aswan Hasibuan, Mochamad Bey Satriadi, Trisaktiyana, Sastra Rasa, Heru Supramono, Muhdi, Ratmo, Tasdiyanto, Ninik Mariyanti, dan Saut Situmorang.

Latar belakang pendaftar terbanyak kedua adalah pekerja swasta. Terdiri dari sembilan orang, mereka adalah Bambang Yugantoi, Burhanudin, Yusuf DM, Sutrisno, Asril Sutan Marajo, Herlambang, H. C. Hendarawan, La Ode Husen, dan Henricus Judi Adrianto.

Lalu, dengan jumlah tujuh orang, pendaftar dengan latar belakang advokat juga turut meramaikan seleksi pimpinan KPK. Para advokat itu I Wayan Sudirta, Yudi Wibowo Sukinto, Syahiruddin, Togar SM Sijabat, Petrus Selestinus, Vita Buena, dan Samaratul Fuad.

Berdasarkan catatan hukumonline, di antara tujuh advokat yang telah mendaftar, beberapa nama cukup dikenal publik. I Wayan Sudirta, misalnya, selain advokat juga dikenal sebagai Anggota DPD dari Daerah Pemilihan Bali. Sudirta sudah menjadi Senator sejak tahun 2004.

Dikutip dari laman http://info-pemilu2014.com, Sudirta memiliki rekam jejak karier yang cukup panjang. Di tahun yang sama ketika berhasil meraih gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Sudirta sudah bekerja sebagai asisten advokat pada kantor advokat, Soenarto Soerodibroto.

Setahun berselang, Sudirta menjadi pengacara pada Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. Usai menimba pengalaman di LBH Jakarta selama tiga tahun, tahun 1980, Sudirta mendirikan kantor hukum, I Wayan Sudirta & Rekan.

Uniknya, berdasarkan catatan hukumonline, Sudirta cukup gigih dalam mewujudkan hasratnya menjadi pimpinan KPK. Pria kelahiran 20 Desember 1950 ini pernah ikut dalam proses seleksi calon pimpinan KPK pada 2010, untuk menggantikan Antasari Azhar, Ketua KPK yang kala itu tersandung kasus pembunuhan. Sudirta gagal.

Setahun kemudian, Sudirta kembali maju dalam proses seleksi pimpinan KPK, tetapi kembali gagal. Proses seleksi yang sekarang sedang berlangsung, berarti menjadi upaya yang ketiga kalinya bagi Sudirta.

Advokat lain yang namanya cukup dikenal publik adalah Petrus Selestinus. Advokat yang satu ini sempat menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dari partainya Megawati Soekarnoputri, Petrus sempat menyeberang ke Partai Demokrasi Pembaruan. Dan kini, Petrus menjadi kader Partai Hanura. Dia menjadi calon legislatif untuk daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur I.

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Jayabaya ini juga tercatat sebagai Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia. Petrus mendirikan kantor hukum Petrus Selestinus & Associates. Pria kelahiran Flores ini juga pernah menjadi Anggota Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara, Sub Komisi Yudikatif.

Yang menarik dari tujuh advokat yang mendaftar, salah satunya adalah advokat perempuan bernama Vita Buena. Kehadiran Vita mengingatkan kita pada proses seleksi pimpinan KPK empat tahun silam, dimana muncul seorang calon pimpinan KPK dari kalangan advokat wanita, Melli Darsa. Uniknya, kala itu, Melli bersaing dengan I Wayan Sudirta yang pada proses seleksi kali ini akan menjadi pesaing, Vita Buena.
Tags:

Berita Terkait