Minat Jurnalistik di FH Universitas Brawijaya Tinggi
Berita

Minat Jurnalistik di FH Universitas Brawijaya Tinggi

LPM Manifest FH UB kebanjiran peminat mahasiswa yang ingin bergabung.

Nazma Swastika Aries (LPM Manifest FH UB)
Bacaan 2 Menit
Workshop Jurnalistik Hukum, hasil kerja sama antara Hukumonline dan LMP Manifest FH UB. Foto: Hukumpedia
Workshop Jurnalistik Hukum, hasil kerja sama antara Hukumonline dan LMP Manifest FH UB. Foto: Hukumpedia
Minat mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) terhadap dunia jurnalistik cukup tinggi. Terbukti dalam acara Open House– rangkaian ospek fakultas yang memberikankesempatan kepada mahasiswa baru untuk mengenal dan memilih Lembaga Otonom (LO)yang diminati– terdapat lebih dari 50 orang mahasiswa yang mendaftarkan diri mereka sebagai calon anggota Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Manifest.

Beberapa mahasiswa yang mendaftar mengaku tertarik masuk LPM Manifest karena ingin mengasah kemampuan mereka di bidang jurnalistik. “Saya mau belajar jadi wartawan, biar bisa seperti Najwa Sihab,” tutur Febriezka, salah seorang calon anggota LPM Manifest, saat ditemui usai mendaftarkan dirinya dalam acara Open House.

Disampaikan oleh Muhammad Ridho selaku Pimpinan Umum LPM Manifest, Open House merupakan salah satu agenda penting dari LO yang dipimpinnya. “Acara ini merupakan langkah awal proses regenerasi LPM Manifest. Dimana nanti akan bermunculan bibit-bibit unggul yang akan meneruskan tongkat estafet kepengurusan LPM Manifest,” tutur Ridho.

Bersyukur, jumlah mahasiswa yang terjaring dalam Open House kali ini tidak hanya memenuhi target, tetapi bahkan melebihi target yang diharapakan oleh jajaran pengurus LPM ManifesT 2015. “Kami menargetkan sekitar 30 orang lah untuk tahun ini. Alhamdulillah, ternyata yang mendaftar melebihi target,” ungkap Ridho.

Satu faktor yang menurutnya berhasil menjadi salah satu penarik minat mahasiswa baru itu adalah kerja sama yang dilakukan LPM Manifest dengan www.hukumonline.com beberapa waktu sebelumnya. Berkolaborasi dengan hukumonline, LPM Manifest menyelenggarakan Workshop Jurnalistik Hukum, Jumat, 16 Oktober 2015.  Sebagai informasi, kegiatan tersebut berhasil menarik sekitar 40 mahasiswa baru untuk ikut serta dalam pelatihan.

Melalui proses yang panjang, para calon ini tidak serta-merta diterima. Mereka masih harus mengikuti beberapa tahap seleksi sebelum akhirnya resmi menjadi anggota LPM Manifest, ujar Ridho. Seleksi pertama yaitu screening. Dalam seleksi ini mahasiswa ditanya terkait wawasan jurnalistik mereka.

“Mereka yang lolos tahap screening dapat langsung lanjut ikut prosesi diklat. Ada diklat indoor berupa pembekalan materi. Ada juga diklat outdoor yang merupakan acara puncak regenerasi LPM Manifest karena diikuti dengan pelantikan seluruh calon anggota,” pungkas mahasiswa FH UB angkatan 2012 ini.

“Dalam pelantikan, calon anggota ini akan mengucapkan janji, dimana salah satu isi janjinya adalah  untuk selalu menjalankan tugas sesuai dengan kode etik jurnalistik,” imbuh Ridho.

Untuk itu, dalam rangka pembekalan diri, anggota baru juga harus mengikuti program magang selama enam bulan usai pelantikan. Mereka diharapkan dapat menghasilkan lima produk jurnalistik selama magang. Setelah itu baru lah mereka diangkat menjadi reporter LPM Manifest.

Meski tampak rumit, proses tersebut tidak mengurangi semangat para calon anggota LPM Manifest untuk terus maju. “Ribet ya kayaknya, tapi hasilnya nanti pasti nggak mengecewakan. Jadi ya harus dijalani,” ujar Mahkota, salah satu pendaftar setelah mendengar penjelasan mengenai proses yang harus ia jalani.

LPM Manifest memang merupakan satu-satunya pilihan  bagi mahasiswa FH UB yang ingin belajar jurnalistik. Selain itu, LPM ManifesT merupakan LO tertua di FH UB. Kiprah LPM Manifest yang sudah berdiri sejak 30 tahun silam ini diharapkan dapat mencetak jurnalis hukum berkualitas.
Tags: