Abdul Syukur Hasan, ‘Pejuang’ Setia Ikatan Notaris Indonesia
Berita

Abdul Syukur Hasan, ‘Pejuang’ Setia Ikatan Notaris Indonesia

Pimpinan sidang menjadi jabatan langganan bagi Syukur di setiap agenda organisasi INI.

Tim Advertorial
Bacaan 2 Menit
Caketum INI, Abdul Syukur Hasan. Foto: RES
Caketum INI, Abdul Syukur Hasan. Foto: RES
Setia. Setidaknya itu kata yang pantas disematkan kepada Abdul Syukur Hasan di tubuh Ikatan Notaris Indonesia (INI). Kesetiaan ini ditunjukkan dengan konsistennya Syukur, sapaan Abdul Syukur Hasan, dalam setiap agenda yang dilaksanakan INI. Ditambah lagi, Syukur tercatat sering berlangganan menjadi pimpinan sidang dalam acara yang dilaksanakan INI, sehingga pantas disebut sebagai seorang ‘pejuang’.

Misalnya pada tahun 2006, Syukur pernah menjadi Ketua Rapat Pleno Pengurus Pusat (PP) INI yang diperluas di Banten. Syukur juga pernah menjadi Ketua Presidium Kongres XX INI di Surabaya tahun 2009, Ketua Rapat Pleno PP yang diperluas di Jakarta tahun 2009, Ketua Panitia Pertemuan Komisi Asia the International Union of Notaries (UINL) tahun 2011 di Jakarta, Ketua Tim Perubahan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Komite Etik Notaris (AD, ART danKEN) sebagai materi Kongres Luar Biasa Banten tahun 2015.

Syukur juga dikenal sering memberikan pemikiran dalam kemajuan organisasi INI. Sehingga, ia lebih dikenal sebagai pemikir ‘belakang layar’ bukan ‘di depan layar’ atau tampil di media saja. Bagi Syukur, sumbang saran positif untuk organisasi, ke depannya akan memberikan dampak yang baik untuk profesi notaris itu sendiri.

Mantan Ketua Pengurus Wilayah INI Banten dua periode (2003-2006 dan 2006-2009) ini memang bukan orang baru di kalangan notaris. Jiwa muda dan rendah hati selalu menghiasi pria yang berusia 53 tahun ini. Dengan pengalaman yang beragam itu, Syukur dinilai pantas menguasai AD/ART INI karena dirinya merupakan salah satu orang yang paling terlibat dalam setiap perubahan.

Dedikasi dan komitmennya untuk membangun INI ke depan tak diragukan lagi. Mulai awal berkarier sebagai notaris hampir 19 tahun silam, kesetiaannya kepada organisasi hingga terjun langsung dalam setiap dinamika di organisasi INI menjadi konsistensi yang patut dicontoh.

“Sudah 19 tahun beliau berkiprah di organisasi, sehingga tidak salah, kalau kita semua memilih Abdul Syukur, karena sudah teruji mengenai kapasitas dan kualitas,” ujar Ketua Umum PP INI periode 2003-2006 dan 2006-2009, Tien Norman Lubis.

Bagi Syukur, kesetiaan merupakan harga mati. Pria yang baru saja merayakan usia ‘perak’ dalam pernikahannya dengan sang istri, Indrajati Tandjung ini, konsisten, tulus serta menikmati profesi menjadi kunci  dalam tiap langkahnya. Hal ini tercermin dari hubungan harmonis Syukur dengan keluarga dan bahkan sesama mahluk hidup lainnya..

“Kesetiaan yang juga ditunjukkannya pada kehidupan rumah tangganya dan amalannya sebagai makhluk ciptaan Allah. ASH (Abdul Syukur Hasan) sangat setia dengan istri tercinta, menciptakan keluarga panutan yang harmonis, sakinah, mawaddah, warahmah. ASH juga setia meneruskan pesantren keluarga yang dibangun ayahandanya sejak tahun 1967 di desa Jatiroga Tuban dengan 1521 santrinya,” ucap Notaris asal Lampung, Reka Rini Paulina Hutagalung.

Syukur mengatakan, memiliki anak didik di pesantren merupakan anugerah yang paling indah. Membangun pesantren yang merupakan peninggalan dari sang ayah juga dinilai sebagai amanah sekaligus pengabdiannya kepada sesama. Ia percaya, semakin manusia berbuat baik kepada manusia lain, maka semakin bahagia kehidupannya.

“Kalau ingin bahagia, bahagiakanlah orang lain sebanyak-banyaknya,” tutur Syukur yang merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang ini.

Kesetiaan ini pula yang mengantarkan Syukur untuk maju sebagai bakal calon Ketua Umum PP INI periode 2016-2019. Keinginan untuk menularkan kesetiaan kepada notaris lain hanya untuk organisasi INI semata, menjadi tujuannya jika dipercaya menjadi pemimpin. Keinginannya untuk memajukan INI menjadi impian yang diharapkan Syukur.

Keinginannya memajukan profesi notaris sebagai jembatan antara masyarakat dengan pemerintah bisa terus terwujud. Hasratnya untuk menyatukan sesama notaris di Indonesia menjadi harapan yang ingin segera terlaksana. Penguatan organisasi profesi pun menjadi syarat mutlak demi kemajuan para notaris itu sendiri.

Baginya, seluruh keinginan tersebut dapat tercapai jika sesama anggota INI saling bersatu padu, tak tercerai berai. Hal itu pula yang ingin dibawa Syukur dalam mengarungi INI tiga tahun ke depan. Setia, cinta sesama notaris dan tak lupa mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta.

“ASH tidak pernah memamerkan apa yang dipunyainya yang berasal dari Allah. Tetapi bila seorang umat sudah menjadikan kehidupan sosialnya untuk berbagi, menolong sesama artinya dia sudah merasa sangat diberkati dan terpenuhi di kehidupan pribadinya,” tutup Reka. [Advertorial]
Nama Abdul Syukur Hasan
Tempat Tanggal Lahir Tuban, Jawa Timur, 14 Februari 1963
Pendidikan S1 FH Universitas Brawijaya Angkatan 1981
Notariat Universitas Indonesia Tahun 1987
Pengalaman Ketua Pengurus Wilayah INI Banten (2003-2006 dan 2006-2009)
Koordinator Bidang Organisasi Pengurus Pusat INI (2006-2009)
Ketua Bidang Organisasi Pengurus Pusat INI (2009-2012 dan 2013-2016)
Tags: