16 Tahun Berkiprah, Farianto & Darmanto Law Firm Bertahan Membangun Emosional dengan Klien
Terbaru

16 Tahun Berkiprah, Farianto & Darmanto Law Firm Bertahan Membangun Emosional dengan Klien

Fardalaw berkomitmen untuk membantu klien dengan menyediakan keahlian, saran, dan integritas hukum dengan membangun jalinan emosional, sehingga Fardalaw tidak menganggap seperti klien, tapi layaknya teman.

Oleh:
Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit

Untuk itu, dalam perayaan ini Fardalaw mengundang seluruh kliennya. Mulai dari klien di perusahaan otomotif, perkebunan, minyak, banking, makanan, hingga hotel. Acara yang di isi dengan makan malam tersebut merupakan acara kekeluargaan karena mengundang seluruh klien yang ia anggap sebagai teman.

“Dari dulu sampai sekarang kalau dilihat ke belakang yang ada nambah terus kliennya dan semuanya bertahan lama,” ungkapnya.

Hukumonline.com

Founding Partner Farianto & Darmanto Law Firm Willy Farianto.

Di Fardalaw, pada prinsipnya seluruh lawyer dan staff yang ada diisi oleh orang-orang yang terus belajar. Dalam menjalankan kantor hukumnya, Willy mengaku tidak memiliki target karena seluruhnya dijalani dengan cara mengalir saja, namun tetap memperkuatnya dengan mengadakan program belajar (pelatihan) untuk lawyer dan staffnya.

“Di Fardalaw ini belajar saja, prinsipnya kalau nggak mau belajar ya sudah tidak pas lagi di Fardalaw, karena disini tempatnya belajar. Targetnya pun kita tidak punya, hanya mengalir saja. Tapi, ada program-program belajar untuk mengembangkan tim lawyer kita, salah satunya ada yang kita tugasnya untuk belajar di Inggris,” jelas Willy.

Sejak awal berdiri, Fardalaw berfokus pada praktik litigasi, khususnya dalam memberikan layanan hukum seputar sumber daya manusia dengan spesialisasi hubungan industrial dan ketenagakerjaan. “Fardalaw itu spesialisasinya industrial relation, nggak ada kasus pidana atau perceraian, hampir seratus persen masalahnya ketenagakerjaan.” bebernya.

Dalam menghadapi tantangan zaman, Fardalaw terus memperbaiki diri dengan terus belajar dan tidak melupakan adat. “Jelas yang diperbaiki proses belajarnya supaya lebih baik lagi, kemudian kita mempertahankan untuk tetap sadar bahwa kita berawal dari orang-orang desa yang harus tetap ingat adat dan kultur. Kita juga menjunjung tinggi nilai kekeluargaan, persaudaraan, jadi bisa dilihat semuanya akrab di Fardalaw.”  

Menurut Willy, berhubungan dengan klien tak ubahnya seperti berhubungan dengan teman akrab. Ia tidak pernah menganggap bahwa klien adalah klien, tapi teman dekat. Selama proses berbisnis, ia mengungkapkan apa adanya dan objektif tanpa takut klien tersebut tidak menjadi kliennya.

Fardalaw sangat menekankan dalam membangun dan memelihara hubungan kerja yang baik antara tim hukum, klien, dan penasihat luar untuk kliennya.

“Kita tidak punya harapan khusus, artinya lebih ke tetap ingin bertahan, ingin melayani, memberikan yang terbaik khususnya untuk perkembangan hukum ketenagakerjaan di Indonesia umumnya dan klien khususnya. Karena problem hubungan industrial dan ketenagakerjaan cenderung ke depan makin rumit antara kebutuhan bisnis dan regulasi itu kadang tidak nyambung. Nah itu fungsi Fardalaw bagaimana mengharmonisasi kebutuhan bisnis dan regulasi dan bagaimana kepatuhannya kepada hukum di Indonesia,” tutupnya.

Tags: