Bantu Lawyer Akselerasi Waktu dan Kinerja, Bagaimana Pertanggungjawaban AI?
TechLaw Fest 2019

Bantu Lawyer Akselerasi Waktu dan Kinerja, Bagaimana Pertanggungjawaban AI?

Untuk mengantisipasi lawyer dimintai pertanggungjawaban atas kekeliruan AI-nya, sudah sepatutnya pengembangan etika dan standar pemanfaatan AI dibentuk.

Oleh:
Hamalatul Qur'ani
Bacaan 2 Menit
Menteri Hukum dan Urusan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam, saat membuka pagelaran bergengsi Tech Law Festival di Marina Bay Sands, Kamis (5/9). Foto: HMQ
Menteri Hukum dan Urusan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam, saat membuka pagelaran bergengsi Tech Law Festival di Marina Bay Sands, Kamis (5/9). Foto: HMQ

Alih-alih mendepak lawyer dari pekerjaannya, disrupsi teknologi malah dipercaya mampu meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga lawyer dalam membentuk maupun me-review kontrak-kontrak dan dokumen dalam jumlah besar. Ke depan, bisa dipastikan teknologi justru membuat kompetisi soal efisiensi kerja antar lawyer lebih sengit.

 

Bukti nyata tampak melalui pagelaran tahunan ‘TechLaw Fest 2019’ yang diselenggarakan Singapura Academy of Law (SAL) bekerjasama dengan kementerian Hukum dan Dalam Negeri Singapura. Di situ, beragam start-up bersaing mempertontonkan teknologi termutakhir mereka dalam meringkas kerja hukum.

 

Mulai dari aplikasi negosiasi kontrak secara online, mesin pembentuk dan pemindai substansi kontrak/NDAs yang bahkan advance memahami local language, mesin pemeriksa keakuratan compliance dan due diligence dan masih banyak lagi.

 

Pemerintah Singapura memang tak main-main dalam mendukung anak-anak muda dalam mengembangkan teknologi, apalagi untuk menunjang pekerjaan di industri jasa hukum. Karena bagi pemerintah Singapura, penguatan kualitas anak muda dalam mengembangkan teknologi hukum merupakan investasi masa depan yang menjanjikan.

 

“This is an investment in the future of the profession,” begitulah statement yang dikeluarkan Menteri Hukum dan Urusan Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam, saat membuka pagelaran bergengsi TechLaw Fest di Marina Bay Sands, Kamis (5/9).

 

Dengan pemanfaatan big data, katanya, tentu kerja lawyer akan lebih efisien dan sedikit memakan waktu. Selama ini, lawyer harus berurusan dengan banyak sekali dokumen, seperti membaca preseden-preseden terdahulu, hukum-hukum dan regulasi yang berlaku, berurusan dengan transaksi yang begitu kompleks dan melibatkan cross border transaction.

 

Di tengah begitu padatnya dokumen yang harus diurus dan dipelajari, klien tentu berekspektasi agar lawyer bisa menyelesaikan urusannya tak hanya sekadar cepat tapi juga penuh tanggung-jawab (tidak asal-asalan).

Tags:

Berita Terkait