“Masyarakat melalui portal tersebut dapat melihat mulai dari peta-peta kawasan rawan bencana, kondisi pergerakan tanah, gempa bumi, dan gunung api,” jelas Hendra.
Sementara itu, Pertamina memastikan terdapat layanan tambahan untuk memasok kebutuhan BBM, elpiji, dan avtur selama arus mudik dan arus balik mudik. Pertamina juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam rangka pengawalan mobil tangki BBM dan elpiji apabila diperlukan.
“Kami melakukan pemantauan secara menyeluruh dimulai dari operasional dan sarana prasarana SPBU, Quality Control (QC) dengan uji tera memastikan kualitas dan kuantitas BBM serta pengecekan mobil tangki dan tangki timbun,” ujar Direktur Utama Pertama Nicke Widyawati usai mengecek stok BBM di SPBU Jl. Soekarno Hatta Bandung, Jawa Barat, Jum’at (5/4/2024).
Nicke mengungkapkan wilayah Regional Jawa Bagian Barat menjadi daerah tujuan pemudik, seperti Banten yang juga menjadi pintu keluar masuk pemudik menuju ke arah pulau Sumatera. Sementara provinsi Jawa Barat daerah tujuan mudik sekaligus pintu keluar pemudik menuju ke arah Jawa Bagian Tengah maupun ke arah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara.
“Di regional Jawa Bagian Barat, Pertamina menyediakan layanan BBM dan LPG yang terdiri dari 6 Fuel Terminal, 4 LPG Terminal, 5 Aviation Fuel Terminal, 1.578 SPBU, 584 Pertashop, 203 SPBE, 3 SPBE Industri, 1.647 Agen LPG PSO, 259 Agen LPG NPSO, 48.009 Pangkalan LPG PSO, dan 647 unit Mobil Tangki dengan kapasitas total 13.273 KL serta 3.023 orang Awak Mobil Tangki,” ungkap Nicke.
Selain itu, disediakan layanan tambahan berupa 197 SPBU Siaga, 1.643 Agen Siaga, 54 titik Motorist Siaga, 2 unit Serambi My Pertamina, 17 titik Modular, dan 33 unit Mobil Tangki dengan kapasitas total sebesar 792 KL.
Dari pasokan Listrik, PLN menegaskan seluruh infrastruktur kelistrikan mulai dari pembangkit, jaringan transmisi, dan distribusi pada kondisi terbaik dan prima. Kesiapan pembangkit tak lepas dari terjaminnya rantai pasok energi primer. Pasokan batubara untuk PLTU milik PLN tidak ada yang statusnya emergency, dengan rata-rata pada rentang 22,2 - 31,9 hari operasi pembangkit (HOP).