Bukan rahasia lagi bagaimana peraturan di Indonesia berubah dengan sangat cepat. Berdasarkan data Hukumonline di tahun 2021, terdapat sekitar 82 ribu peraturan koleksi Hukumonline. Cepatnya laju perubahan aturan di Indonesia jelas berdampak pada profesi hukum, salah satunya kalangan profesi notaris.
“Bagaimana kita harus mengikuti perkembangan? Banyak ikutin kegiatan-kegiatan pembinaan, seminar. Setiap Pengda (Pengurus Daerah), Pengwil (Pengurus Wilayah), maupun PP (Pengurus Pusat) sering mengadakan seminar,” ujar Sekretaris Umum Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP INI) Periode 2016-2019 dan 2019-2022, Tri Firdaus Akbarsyah dalam IG Live Hukumonline bertajuk “Kunci Sukses Jadi Notaris dan Potensi Notaris di Masa Depan”, Kamis (16/2/2023).
Ia mengatakan manusia tidak luput dari sifat pelupa. Untuk itu, belajar dan meng-update diri menjadi hal yang penting. “Gak bisa kita hanya berdiam diri saja. Notaris itu harus menguasai keilmuan, tetap beradaptasi dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Harus banyak membaca, banyak belajar, ikuti pembinaan,” kata Presiden Komisi Asia International Union of Notaries (UINL) itu.
Baca Juga:
Setidaknya setiap 6 bulan sekali PP INI mengadakan refreshing course bagi anggotanya. Tak hanya itu, terkadang sejumlah Pengwil INI menyelenggarakan kelompok belajar notaris untuk dapat menimba ilmu. Hal lain yang dapat dilakukan notaris untuk tetap menjadi up-to-date adalah dengan mengakses Hukumonline.
Berhubung hal-hal seperti informasi adanya aturan terbaru selalu di-blowup. Oleh karena itu, Tri merekomendasikan Hukumonline sebagai platform yang dapat diikuti dan menjadi bacaan notaris untuk mengetahui informasi peraturan terkini.
“Kita hidup di dunia ini tidak bisa sendirian. Salah satu kesuksesan dari perusahaan-perusahaan besar itu kita bisa lihat, dia punya networking yang menjalar seperti jaring laba-laba. Kita (notaris) punya networking. Kunci sukses seorang notaris harus punya (networking itu). Networking ini bukan hanya di kelompok notaris sendiri, tapi di kelompok sosial masyarakat lain (juga perlu tergabung).”
Ia menyarankan jaringan yang patut dimiliki notaris. Pertama, jaringan sesama notaris dalam rangka saling menginformasikan terkait adanya peraturan terbaru ataupun sebagai kelompok keilmuan. Kedua, kelompok dengan masyarakat umum yang bertujuan agar masyarakat luas mengetahui. “Sekarang saya Presiden CAAs (Asian Affairs Commission), saya punya group dengan pimpinan dari negara-negara Asia. Ada group di situ, saling memberi informasi perkembangan negara masing-masing. Itu salah satu networking juga,” lanjutnya.
Selain penting menjaga relasi bagi notaris, hal lain yang menjadi catatan penting ruang lingkup kerja notaris amat luas di bidang keperdataan. Untuk dapat bertahan, notaris perlu lebih banyak menguasai bidang keperdataan.
Berkaitan dengan networking, notaris dapat mengikuti berbagai kegiatan, seminar, dan pembinaan anggota guna meningkatkan keilmuannya. Mengingat saat ini sebagai dampak dari Presidensi G20 membawa manfaat besar bagi negara. Dari banyaknya transaksi yang berlangsung di Indonesia, tentu meningkatkan pekerjaan untuk kalangan notaris.
“Pesan saya, kita sebagai pejabat umum dalam menjalankan jabatan, kita jaga harkat dan martabat jabatan kita selaku notaris. Kita dalam menjalankan kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kode etik. Kerjalah sesuai aturan, sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur). Jangan lari dari peraturan yang ada. Semoga dengan apa yang kita jalankan sesuai aturan, Insya Allah kita akan selalu dilindungi, diberi rezeki, dan mendapat bimbingannya,” kata Tri.