Begini Penjelasan Panitia Soal Kericuhan Jelang Pembukaan Muscab DPC Peradi Jaksel
Terbaru

Begini Penjelasan Panitia Soal Kericuhan Jelang Pembukaan Muscab DPC Peradi Jaksel

Salah satu pemicu kericuhan karena ada larangan bagi anggota Peradi yang tidak terdaftar sebagai anggota DPC Peradi Jakarta Selatan untuk ikut Muscab.

Oleh:
Ferinda K Fachri
Bacaan 3 Menit
Suasana kericuhan antar advokat Peradi jelang pembukaan Musyawarah Cabang Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Advokat Indonesia Jakarta Selatan (Muscab DPC Peradi Jaksel) di Gedung Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (29/5/2023) pagi. Foto: RES
Suasana kericuhan antar advokat Peradi jelang pembukaan Musyawarah Cabang Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Advokat Indonesia Jakarta Selatan (Muscab DPC Peradi Jaksel) di Gedung Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (29/5/2023) pagi. Foto: RES

Belum dimulai acara Musyawarah Cabang Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Advokat Indonesia Jakarta Selatan (Muscab DPC Peradi Jaksel), meja registrasi dan pintu masuk lokasi Muscab di Hotel The Tribrata diserbu puluhan advokat anggota Peradi. Suasana memanas antara panitia dengan massa, sempat terjadi aksi saling mendorong hingga suasana diwarnai kericuhan.

Kericuhan itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB hingga sekitar 10.00 WIB pagi pada Senin (29/5/2023) itu karena sejumlah advokat anggota Peradi dilarang melakukan pendaftaran diri dan memasuki ruangan. Menanggapi insiden ini, Ketua Organizing Committee (OC) Muscab DPC Peradi Jaksel Violen Helen Marpaung-Pirsouw menuturkan pelarangan dilsebakan karena ada sejumlah pihak yang tidak terdaftar sebagai anggota DPC Peradi Jakarta Selatan ingin mengikuti Muscab.

“Mereka memang belum kedata, karena mereka ngambil kartunya di DPN Peradi,” ujar Ketua OC Muscab DPC Peradi Jaksel, Violen Helen Marpaung-Pirsouw ketika dikonfirmasi Hukumonline.

Hukumonline.com

Sekelompok advokat anggota Peradi yang dilarang masuk ke lokasi Muscab melakukan aksi dorong dengan panitia. 

Menanggapi ragam tudingan sejumlah pihak yang menyudutkan OC Muscab DPC Peradi Jaksel, Violen menegaskan DPC Peradi Jaksel hanya menerapkan sesuai dengan aturan yang berlaku. “Mereka merasa kami ketakutan (sehingga melarang anggota untuk ikut Muscab), padahal enggak kok. Kami bener-bener sesuai aturan main saja,” tegasnya.

Hanya saja, memang kartu keanggotaan Peradi yang dimiliki diperkirakan Violen sekitar 60-100 orang tersebut tidak sesuai dengan aturan. Ia mengakui untuk kartu keanggotaan memang dicetak oleh DPN Peradi. Akan tetapi, kartu-kartu tersebut harus dikirimkan ke DPC terlebih dahulu sebelum kemudian disalurkan kepada para anggota.

“DPN benar yang mencetak, lalu dikirimkan ke DPC, lalu DPC menyalurkan ke anggota. Bukan langsung tiba-tiba. Ada apa ini sebenarnya? Kita mau main yang fair. Bukan kita milih hanya dari calon ini, enggak kok. Semua calon punya pengikut, semua kita ratain (harus sesuai dengan aturan),” tegasnya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait