Cerita Masyarakat Pulau Sebesi Saat Tsunami Terjadi
Foto Essay

Cerita Masyarakat Pulau Sebesi Saat Tsunami Terjadi

Masyarakat berharap pemerintah segera memberikan bantuan karena masih terdapat warga yang bertahan di Pulau Sebesi.

Oleh:
Resa Esnir
Bacaan 2 Menit

Hukumonline.com

Hukumonline.com

Padahal, lanjut Saleh, ia dan warga lainnya sangat membutuhkan makanan dan bantuan lain. Bahkan, masyarakat dari luar pulau lain juga belum ada yang masuk ke dusun tempat ia dilahirkan ini.

Hukumonline.com

“Mas-mas wartawan ini saja yang pertama kali baru masuk ke dusun kami, saya berharap tolong beritakan kondisi dusun kami, agar pemerintah mengirimkan pihak-pihak yang berwenang untuk membantu dusun kami ini," tambahnya.

Hukumonline.com

Hukumonline.com

Sebagian warga pulau yang telah dievakuasi terpaksa harus pulang-pergi dari Dermaga Canti, Lampung Selatan menuju Pulau Sebesi untuk menengok rumah mereka di Pulau Sebesi.

Hukumonline.com

Zaenal Arifin (45) salah satu warga Pulau Sebesi yang tidak mau dievakuasi mengatakan, sebelum kejadian terdapat sejumlah kejadian aneh yang membuat warga berfirasat buruk. Kejadian tersebut mulai ular laut, penyu dan burung laut dengan jumlah banyak yang naik ke darat. Kemudian disusul surutnya air laut. Sontak, dengan adanya tanda-tanda tersebut, masyarakat berlarian ke wilayah yang lebih tinggi. Tak lama kemudian, gelombang tinggi air laut mulai menerjang pulau.

Hukumonline.com

Warga yang masih tinggal di Pulau Sebesi berkeyakinan bahwa Anak Krakatau tidak akan memberikan kerusakan yang lebih parah lagi dan keadaan akan cepat pulih. Alasan utama mereka tetap tinggal dan tidak mau dievakuasi karena maraknya penjarahan, apalagi di malam hari, terlebih dari warga desa lain.

Hukumonline.com

Meski rasa takut tsunami dapat terulang, namun, keinginan untuk menjaga desa tetap besar. Dari 700 jiwa yang menghuni desa Tejang, kini hanya tersisa 30 jiwa saja yang tetap menjaga desa. Ronda malam pun dilakukan untuk memantau retuntuhan rumah warga dari aksi penjarahan.

Hukumonline.com

Sampah yang bercampur dengan reruntuhan rumah, penerangan malam yang kurang, semakin menambah ketakutan para warga saat menjaga desa. Tidak stabilnya akses telekomunikasi melalui telpon seluler membuat bantuan ke desa-desa di Pulau Sebesi yang tersapu tsunami belum terjangkau bantuan pemerintah.

Tags: