Cerita Topo Santoso Awal Menjabat Dekan FHUI dan Tantangan ke Depan
Berita

Cerita Topo Santoso Awal Menjabat Dekan FHUI dan Tantangan ke Depan

Memimpin fakultas bukanlah tanpa hambatan maupun tantangan.

Norman Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

 

Sedangkan dalam bidang manajemen, keuangan, sarana dan prasarana serta SDM, lanjut Topo, telah terjadi banyak peningkatan. Saat ini program sarjana FHUI telah bersertifikat ISO 9001: 2015. Ia berharap manajemen yang telah terstandarisasi ini akan meningkatkan kepuasan bagi mahasiswa, pengguna lulusan serta masyarakat luas yang berhubungan dengan FHUI.

 

Dari segi penyerapan anggaran, sejak 2016 yang lalu penyerapannya meningkat dari 50 persen menjadi 86 persen. Untuk sarana/prasarana serta fasilitas, Topo mengatakan, peningkatan juga dirasakan oleh FHUI. Mulai adanya sarana bagi penyandang disabilitas,  seluruh gedung terakses lift, taman-taman yang indah dan terawat, serta lebih dari 80 cctv untuk aspek keamanan. FHUI juga ketat menerapkan kawasan non smoking kampus.

 

“Yang menarik dan membuat inspirasi bagi banyak kampus lain adalah, terdapat 25 renovasi dan pengadaan sarana/prasarana dan fasilitas yang 80 persennya didukung oleh para alumni FHUI yang berhasil. Dengan berbagai hal itu, maka atmosfer akademik yang sangat mendukung mahasiswa belajar dan beraktivitas serta dosen dalam mengajar dan melakukan riset menjadi makin meningkat,” ujarnya.

 

Selain itu, sejak 2014 FHUI juga telah memiliki unit pelayanan dokumen dan kearsipan. Tujuan unit ini agar dapat melayani permintaan dari berbagai pihak sesuai dengan ketentuan UU Kebebasan Informasi Publik. Meski capaian sudah dilakukan, Topo mengingatkan, ke depan ada tantangan yang harus diantisipasi dekan terpilih.

 

Menurutnya, persaingan perguruan tinggi di era global menjadi isu serius yang perlu dibenahi. FHUI masih cukup tertinggal dari fakultas hukum lain di dunia, bahkan juga di Asia dan Asia Tenggara. Di level dunia, FHUI belum mencapai level sebagai fakultas hukum elit.

 

“FHUI belum masuk jajaran 300 besar dunia sesuai pemeringkatan dari QS World Rangking. Dibandingkan FH dari National University of Singapore (NUS) serta Nanyang Technology University (NTU) keduanya dari Singapura serta FH University of Malaya dari Malaysia, maka FH UI masih tertinggal. Begitu juga dengan FH lain di Asia seperti Tokyo, Hongkong, Seoul, Beijing, dll,” tuturnya.

 

Ia berharap, dekan terpilih dapat membawa FHUI masuk jajaran elit yakni 300 FH terbaik dunia, 50 Asia dan 4 Asia Tenggara.  Jumlah guru besar tetap FHUI saat ini adalah 16 orang, diharapkan empat tahun mendatang dapat meningkat menjadi 20 guru besar, dan memiliki 70 persen dosen dengan gelar doktor.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait