Cerita Topo Santoso Awal Menjabat Dekan FHUI dan Tantangan ke Depan
Berita

Cerita Topo Santoso Awal Menjabat Dekan FHUI dan Tantangan ke Depan

Memimpin fakultas bukanlah tanpa hambatan maupun tantangan.

Norman Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

 

Selain itu, jumlah artikel terindeks Scopus pada empat tahun mendatang diharapkan meningkat menjadi 10-20 artikel terindeks Scopus per tahun. Jumlah kolaborasi riset dengan berbagai mitra di luar negeri juga diharapkan terus meningkat. “Dengan berbagai tantangan ke depan bila dapat dihadapi maka reputasi FHUI secara internasional akan meningkat terus,” katanya.

 

Menurut Topo, FHUI sebagai fakultas yang menyandang nama negara (flagship institution) diharapkan juga dapat mendorong fakultas hukum lain di Indonesia agar sama-sama meningkat kualitas nya dalam menghadapi era persaingan global. Seiring dengan itu, FHUI juga terus meningkatkan kontribusi bagi pembangunan hukum di Indonesia.

 

Baca Juga:

 

Nahkoda baru FHUI, Sang Guru Besar Hukum Internasional

Setelah melalui proses asesmen akhir oleh pimpinan Universitas Indonesia pada Selasa  (14/11) di Ruang Rapat A Pusat Administrasi Universitas (PAU) UI Depok, Prof. Melda Kamil Ariadno terpilih sebagai Dekan baru Fakultas Hukum UI (FHUI). Dengan visi “Mewujudkan FHUI sebagai fakultas hukum ternama di kawasan Asia Tenggara”, Guru Besar Hukum Internasional ini sangat menekankan visinya dalam hal internasionalisasi.

 

Melda merancang beberapa tujuan strategis sebagai misinya antara lain peranan FHUI di Asia Tenggara, kualitas dosen & tendik meningkat, dan lulusan yang unggul dan berdaya saing. Disamping memimpikan kualitas lulusan yang berintegritas, berpegang pada etika moral, serta cakap memanfaatkan teknologi informasi dalam bidang profesinya.

 

Ia juga merancang pembentukan unit khusus internasionalisasi dan unit khusus peningkatan sitasi dalam mewujudkan visi misinya. Lebih lanjut soal internasionalisasi, ia mempersiapkan program secondment dosen, yaitu program penempatan dosen di universitas luar. “Agar para dosen dapat mengambil pengetahuan praktik dan keahlian dari sistem pendidikan terbaik di luar negeri dan menerapkannya di kita,” ujarnya sebagaimana dikutip dari laman resmi FHUI.

 

Profesor yang mendalami soal kemaritiman ini ingin menjadikan FHUI unggul di Asia Tenggara karena keilmuan dan kualitasnya.  Berbagai program visiting professor, scholar exchange, kesempatan  magang di dalam dan luar negeri secara terstruktur, serta sarana dan prasarana bertaraf  internasional tak luput dari rancangan kerjanya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait